Menurut Eko Handoko Wijaya selaku Country General Manager BenQ Indonesia hal itu tak lain karena selama melakukan kerjasama, sinergi di antara keduanya tidak berjalan dengan baik.
"Banyak harapan-harapan yang ingin BenQ lakukan pada waktu itu tidak dapat terpenuhi oleh sinergi dengan Siemens," ujarnya usai peluncuran BenQ B502 di Exodus Kuningan City, Jakarta, Senin (20/4/2015).
Selama kerjasama dalam tiga tahun terakhir itu, BenQ dan Siemens sudah beberapa kali merilis perangkat Smartphone. Kala itu, smartphone milik BenQ masih menggunakan embel-embel Siemens. Sayang, Eko tidak mengingat tipe dan produk apa saja yang sudah dirilis di Indonesia kala itu.
"Kalau tipenya saya lupa. Tapi untuk total penjualannya itu kami berhasil menjual sekitar 18 juta unit secara global dalam tahun pertama kerjasama dengan Siemens," papar Eko.
Selama beberapa tahun setelah lepas dengan Siemens, perusahaan asal Taiwan itu pun nyatanya memilih vakum dari peredarannya di dunia smartphone. Namun kini BenQ pun bangkit dan menggebrak pasar smartphone Tanah Air dengan merilis B502.
Ponsel pintar dengan bentang layar 5 inch (1.280x720) itu dirilis untuk menyasar segmen pengguna gadget, khususnya wanita yang hobi berfoto selfie. Selain dibekali dengan kamera depan 5 MP dan belakang 13,1 MP, B502 juga dibekali dengan sejumlah fitur editing foto.
Di sektor jeroan, kinerja B502 ditopang oleh prosesor quad core 1,3 GHz MT6582 dengan dua varian RAM dan memori, yakni 1 GB RAM dan 8 GB memori internal serta 2 GB RAM dan 16 GB memori internal. Perangkat yang belum mendukung 4G ini berjalan dengan sistem operasi Android KitKat dan baterai berkapasitas 1.800 mAh.
Untuk urusan penjualan BenQ menjual B502 ini secara eksklusif selama satu bulan melalui situs e-commerce Lazada. Tertarik membelinya? BenQ B502 dibanderol dengan harga awal Rp 1.499.000 (RAM 1 GB) dan Rp 1.899.000 (RAM 2 GB).
(ash/ash)