Sampai dengan tahun lalu, Uber setidaknya sudah beroperasi di 26 negara dan 60 kota. CEO Uber Travis Kalanick memang mempunyai target yang ambisius, yakni hadir di satu kota dalam dua minggu.
Hasil banting setir ini ternyata membuahkan hasil. Uber yang termasuk perusahaan minimalis mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal. Di tahun lalu saja, Uber sudah menghasilkan keuntungan USD 213 juta.
Salah satu keuntungan tersebut memang didapatkan dari bagi hasil dengan presentase 80% untuk pemilik kendaraan dan sisanya diberikan ke Uber. Memang Uber tidak mempunyai armada sendiri dan boleh dibilang operasional yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.
Selain dari sisi kontroversinya, Uber memang terus berkembang dari sisi pengguna. Tercatat, Uber pernah mencapai 398 ribu signup baru setiap minggunya.
Aplikasi ini juga pernah menerima 1 juta pesanan di tiap minggunya. Tak heran, Uber pernah merengkuh pertumbuhan keuntungan 11% dalam kurun waktu 5 minggu.
Uber saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi. Perusahaan berbasis di San Francisco, Amerika Serikat ini sudah mengeluarkan investasi USD 1,4 miliar.
Memang Uber dekat dengan kontroversi. Beberapa di antaranya, pro dan kontra mengenai izin trayek taksi hingga pernah menabrak anak usia 6 tahun saat perayaan tahun baru. Namun mereka berhasil mendapatkan dana USD 1,2 miliar.
(tyo/ash)