“Kita minggu depan masuk ke Taiwan. Mitranya Indonesia Delivery Express (Index),” ungkap Direktur Enterprises and Business Services Telkom Muhammad Awaluddin di Jakarta.
Diungkapkan olehnya, Index adalah salah satu pemain remitansi besar di Taiwan yang banyak melayani Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Ini pemain besar juga. Sama dengan mitra kita, Chandra Remittance, yang juga besar pasarnya di Hong Kong."
Diharapkannya, layanan Delima di Taiwan walau agak terlambat diluncurkan bisa melayani sekitar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar transaksi pada tahun ini.
“Kita tahun ini untuk Delima membidik nilai transaksi sekitar Rp 300 miliar. Pasar Hong Kong diharapkan menyumbang sekitar Rp 200 miliar, sekarang nilainya sudah mencapai Rp 120 miliar. Sedangkan pasar Malaysia diharapkan berkontribusi Rp 30 miliar. Taiwan lumayan besar karena banyak white collar di sana,” jelasnya.
Sekadar diketahui, Telkom dalam memasarkan Delima banyak bermain sebagai platform provider. BUMN telekomunikasi ini hanya mengutip komisi sekitar 0,5% dari nilai transaksi.
Delima memiliki dua jenis layanan, yakni layanan remittance dan layanan payment point online (MPO). Layanan remittance adalah layanan pengiriman uang, global maupun domestik, tanpa pengirim maupun penerima harus memiliki rekening di bank. Adapun MPO adalah layanan yang memberikan kemudahan dalam melakukan pembayaran berbagai macam tagihan maupun pembelian secara online.
Saat ini, layanan remittance untuk internasional sudah berjalan di Hong Kong dan domestik melalui mekanisme cash to bank (pengiriman uang secara cash dan penerimaan dapat dilakukan di seluruh bank di Indonesia).
Ekspansi layanan ini lumayan tersendat karena Telkom merencanakan di kuartal pertama 2014 sudah ada negara selain Hong Kong yang dilayani
(rou/rou)