"Buat kami sebagai perusahaan multinasional, kalau internet sampai mati total tentu akan sangat mengganggu koordinasi kami dengan kantor pusat," sesal Ossy Indra Wardhani, Group Marketing Head Asus Indonesia saat berkunjung ke markas detikINET, Kamis (25/9/2014).
Terganggunya koordinasi dengan kantor pusat Asus di Taiwan, kata Ossy, bukan cuma soal koordinasi lewat email harian saja, tapi juga sampai spesifik ke masalah distribusi barang, budgeting, dan masih banyak lagi hingga ke sistem administrasi kantor.
"Beberapa sistem administrasi kantor harus online lewat portal kita, termasuk approval budget di sistem. Itu semua bisa nggak jalan. Sales juga nggak bisa jalan untuk distribusi barang karena kami nggak bisa tektokan dengan HQ (kantor pusat). Kalau cuma urusan lokal sih mungkin masih bisa kita samperin or by phone untuk koordinasi," keluhnya panjang lebar.
Kekhawatiran serupa juga diyakini Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing & Communication Erajaya, ikut dirasakan oleh banyak perusahaan lainnya. "Semua perusahaan yang mengandalkan koneksi internet dari ISP pasti akan mengalami masalah," kata pria yang punya panggilan akrab Koko ini.
"Tapi masak bener sih mau dimatiin, bisa mundur 20 tahun tuh Indonesia," lanjut dia yang masih berharap internet tidak jadi mati total. Pasalnya, kondisi ini secara tidak langsung bisa mengganggu operasional dan bisnis proses perusahaan.
"Kalau secara bisnis bukan direct effect, yang langsung terpengaruh tuh operational and business process, karena kan saat ini semuanya mengandalkan internet connection dari ISP," kata juru bicara perusahaan distributor dari berbagai macam brand ponsel ini.Next
(rou/ash)