Jaringan Optik SMPCS Jadi Andalan Ekspansi Timur Indonesia

Jakarta - Kawasan timur Indonesia diharapkan oleh Telkomsel tak lagi jadi ‎daerah tertinggal setelah digelarnya serat optik milik induk usahanya, Telkom, yang akan melayani rute Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS).

"Rencananya pada 1 Mei nanti, SMPCS akan diresmikan Presiden Jokowi. Ini pertama kalinya Indonesia memiliki backbone serat optik hingga Papua," kata Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah‎ di Hotel Eastparc, Yogyakarta, Jumat (20/3/2015).


Kemudian pada September, serat optik itu akan mencapai Merauke. "Kami optimistis dengan serat optik sebagai backbone, layanan akan lebih baik lagi. Baru setelah itu kita bicarakan lagi soal rencana 4G di sana," ‎papar Ririek.


SMPCS merupakan program pembangunan backbone serat optik yang terdiri atas dua paket pekerjaan. Paket pertama, membentangkan kabel laut sepanjang 1.300 km, menghubungkan Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Sorong serta Fakfak, dikerjakan oleh ASN dengan nilai sekitar Rp 1 triliun.


Paket kedua, membentangkan kabel laut sepanjang 2.200 km, menghubungkan kota-kota di dalam Papua dan Papua Barat, dikerjakan oleh NEC dengan investasi kurang lebih Rp 700 miliar.


Pembangunan SMPCS mencakup penggelaran kabel laut sepanjang 5.444 km dan Kabel Darat sepanjang 655 km yang menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) guna menghadirkan jaringan dengan kapasitas bandwidth 32x100 Gigabytes per fiber pair-nya.


Proyek ini lanjutan dari pembangunan serat optik Mataram Kupang Cable System pada 2011. Jalur yang digunakan untuk pembangunan serat optik sebagian besar masuk dalam rute Palapa Ring milik pemerintah.


Menurut Ririek, selama ini untuk akses internet di kawasan timur Indonesia banyak mengandalkan VSAT yang lumayan mahal. “Kalau semua sudah optik, kita lebih enak penetrasi pasar,” katanya.


Telkomsel saat ini memiliki sekitar 140 juta pelanggan, dimana kawasan Papua dan Maluku total ada 4,3 juta pelanggan dengan total market share 97%.


(rou/ash)