Dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (19/3/2015), keuntungan operasional Rovio yang berbasis di Finlandia ini anjlok 73% pada tahun 2014 dibanding tahun sebelumnya. Salah satu penyebab adalah anjloknya bisnis lisensi seiring turunnya pamor Angry Birds.
Keuntungan Rovio di 2014 tinggal 10 juta euro. Padahal di tahun 2013 masih sebesar 36,5 juta euro dan pada masa jayanya di tahun 2012 mencapai 76,8 juta euro.
Adapun penjualan total menurun 9% ke angka 158,3 juta euro. Pendapatan dari game mobile sebenarnya meningkat 16% menjadi 110,7 juta euro, dibantu munculnya game baru seperti Jolly Jam dan Angry Birds Stella Pop!. Tapi itu tak cukup mengerem anjloknya profit.
"Penjualan produk konsumer tidak seperti harapan kami dan tentu saja kami tidak puas dengan hasil dari bisnis lisensi," kata Chief Executive Rovio, Pekka Rantala.
Rovio memang berambisi membuat brand Angry Birds meraksasa tidak hanya di dunia game. Mereka telah membuat berbagai aksesoris, serial televisi sampai taman bermain. Sedangkan film animasinya direncanakan rilis pada tahun 2016.
Ambisi tersebut masih belum tercapai sesuai harapan. Menurunnya bisnis bahkan membuat Rovio melakukan PHK pada 110 karyawan tahun lalu. Namun Rantala tetap menyatakan optimisme terhadap masa depan brand Angry Birds.
(fyk/ash)