Bisnis TI Cerah, Multipolar Pede Lepas Saham Perdana

Jakarta - Banyaknya perusahaan yang melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) membuat PT Multipolar Technology Tbk optimistis rencananya melepas penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) akan berjalan mulus.

Anak usaha Lippo dengan kode emiten MLPT itu akan melepas kepemilikan sahamnya sebesar 20% dari modal disetor atau sekitar 375 juta lembar saham dengan dana yang akan diraih sekitar Rp159,37 miliar hingga Rp187,5 miliar.


Menurut Presiden Direktur Multipolar, Harijono Suwarno, pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan berlangsung pada 8 Juli 2013. Sementara harga saham pada masa penawaran pada kisaran Rp 425-Rp500 per lembar.


"Prospek usaha di bidang TI saat ini sangat positif terutama didorong banyaknya perusahaan yang melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi," paparnya dalam jumpa pers Due Diligence dan Public Expose Multipolar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (17/6/2013).


Lebih lanjut dijelaskan Harijono, selain bisnis TI, sektor telekomunikasi yang berkembang pesat di Indonesia juga membutuhkan solusi teknologi untuk meningkatkan kapasitas jaringan layanan. Sementara di sektor perbankan dengan adanya kecenderungan beralih ke consumer banking akan mendorong belanja TI untuk investasi baru.


Penawaran Saham


Dalam pelaksanaan IPO tersebut, Multipolar menunjuk PT Ciptadana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi (underwriter), dengan proses penetapan harga yang dimulai 17 Juni 2013-21 Juni 2013.


Direktur Keuangan Multipolar Anny Untar mengatakan dana hasil IPO yang akan diperoleh perusahaan sebesar 28% atau sekitar Rp 52,36 miliar akan dialokasikan untuk belanja modal dalam kurun waktu 2013-2014 yaitu pengembangan usaha, antara lain pembelian gedung, inventaris kantor, dan aset seperti peralatan TI.


Selanjutnya, sebesar Rp 46,5 miliar dialokasikan untuk membayar utang kepada pemegang saham, yaitu PT Multipolar Tbk yang akan jatuh tempo 30 Desember 2013.


Selebihnya untuk modal kerja seperti biaya operasional berupa pembelian persediaan, gaji karyawan, biaya administrasi, biaya perluasan ruang kerja, biaya pemeliharaan kantor, pembayaran jasa konsultan, pengadaan peralatan kerja dan biaya lainnya.


Anny dengan pelaksanaan IPO tersebut, pendapatan perusahaan pada 2013 diproyeksikan mencapai Rp 1,64 triliun, naik dari tahun 2012 sebesar Rp 1,34 triliun.


Sedangkan laba bersih 2013 diperkirakan menembus sekitar Rp 50,6 miliar melonjak dari laba bersih 2013 yang mencapai Rp 28,51 miliar.


(rou/ash)