Untuk memuluskan rencananya itu Barra pun menyebut Xiaomi akan lebih mendekati developer-developer Indonesia. Tapi tak sebatas itu, untuk memastikan layanannya berjalan lancar, Xiaomi juga membuka kemungkinan untuk menjalin kerjasama dengan penyedia infrastruktur.
“Kami telah sejak lama menggandeng banyak startup untuk membantu pengembangan OS kami. Bahkan MiBand yang merupakan gelang pintar Xiaomi sebenarnya dibuat oleh salah satu startup yang menjalin kerjasama dengan kami,” ujar Barra, mencontohkan kerjasama yang telah dilakukan Xiaomi.
Sayangnya ia tak menjelaskan lebih jauh ekosistem seperti apa yang akan dikembangkannya di Indonesia. Namun mantan bos Google itu menekankan pada masukan dari komunitas yang dianggapnya telah banyak membantu.
“Kami sangat fokus pada komunitas. Itu yang bikin kami besar. Banyak email yang masuk dari fans soal feedback dan yang lainnya. Mereka begitu bersemangat,” imbuhnya dalam salah satu sesi, Kamis (27/11/2014).
Lebih lanjut Barra juga mengatakan untuk mendukung ekosistem yang akan dibangunnya, Xiaomi akan memboyong data center mereka ke luar China.
Tujuannya adalah agar pengguna bisa lebih cepat mengaksesnya. Selain itu dengan membawa data center ke luar China, Xiaomi juga tak lagi dibatasi oleh aturan-aturan China yang terbilang cukup ketat.
“Mungkin (datacenternya) ditempatkan di Singapore, atau pake layanan Amazon, bisa juga lokasinya di Amerika Serikat. Kami belum memutuskan. India juga kami lirik karena infrastrukturnya sudah mulai bagus,” pungkasnya.
(yud/ash)