"Di Korea, kami sedang mencoba hal baru yakni layanan bernama KakaoPage. Ini seperti market place, menjual konten dari pengguna," kata Co-CEO KakaoTalk Sirgoo Lee, memberi bocoran mengenai apa yang akan dikembangkan selanjutnya.
KakaoPage memberikan peluang bagi developer konten untuk menjual konten mereka tanpa harus membuat aplikasi baru atau memikirkan cara memasarkan aplikasi mereka.
"Konten ini bisa musik, buku atau film. Jika Anda membuat konten yang bagus, orang akan mengenalinya dan bersedia membayar. Anda tak perlu memasang banner iklan," papar Sirgoo.
Dijelaskannya, KakaoPage akan memanfaatkan daftar teman KakaoTalk. Ketika pengguna membeli konten di KakaoPage, mereka bisa menggunakan daftar teman KakaoTalk untuk berbagi konten tersebut.
Tapi pengembangan layanan ini bukan tanpa hambatan. Sirgoo menyoroti pentingnya masalah hak cipta dari setiap konten yang akan dijual. Menurutnya, sebuah konten digital yang sudah beredar di internet akan sangat rentan dikopi.
"Jika Anda menciptakan sesuatu yang original lalu orang dengan mudah mengkopinya, sulit untuk mencari keuntungan. Dan di industri mobile, saya yakin akan ada semakin banyak orang yang rela membeli konten," ujarnya
Disebutkannya, KakaoPage dibuat sebagai sebuah eksperimen model bisnis bagi para pembuat konten. Dengan demikian, mereka bisa menghasilkan uang hanya dengan menciptakan konten.
"Jika ini berhasil, dan semoga saja bisa mengarahkan industri ke arah yang benar, kami rasa ini akan jadi upaya yang berarti. Saya harap bisa berhasil tapi perlu waktu. Semoga saja di Indonesia kami juga bisa meluncurkan KakaoPage," harapnya.
(rns/ash)