"Indonesia lebih berpotensi dalam industri game dibanding negara lainnya di Asia Tenggara," ujar Sean Kim, Business Adviser Qeon Interactive di auditorium Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Tentunya ucapan Sean bukan tanpa alasan. Menurutnya, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 15 juta penggila game online, 3.000 pengembang game dan sedikitnya 20 publisher game.
Jumlah tersebut sudah terbilang mumpuni untuk semakin menghidupkan industri game Tanah Air. Selain itu, populasi penduduk yang sangat besar juga menjadi salah satu faktor tingginya potensi perkembangan industri game di Indonesia.
Namun awal berkembangnya potensi bisnis game diakui Sean justru bermula dari game online FPS (First Person Shooter) Point Blank yang mendulang hingga belasan juta penggilanya.
Melihat potensi tersebut, berbagai pengembang game baik lokal maupun internasional pun mulai berlomba-lomba menjajakan game online garapannya.
Pun begitu, Fredy Purnomo sebagai Dekan School of Computer Science Universitas Bina Nusantara mengatakan, selain menikmati berbagai game online yang ditawarkan publisher, penggila game juga harus tetap fokus pada hidup yang dijalaninya.
"Menggilai game online tidak dilarang, namun tentunya penggila game online juga tetap harus memiliki keseimbangan antara keinginan bermain game dan tanggung jawab terhadap hidup yang dijalaninya," pungkas Fredy.
Qeon Intractive sendiri baru saja merilis game Puzzle Kingdom di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, peluncuran game bergenre MMORPG (Massively Multiplayer Online Role Playing Game) ini dilakukan serentak di 21 kota sehingga menyabet rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Puzzle Kingdom sendiri merupakan game online ketiga Qeon Interactive setelah Shadow Company dan Heva Online yang diboyong untuk pasar Indonesia.
(ash/ash)