Tak Cuma Axis yang Kebagian Frekuensi 'Kotor' 3G




Ilustrasi (hasan/detikfoto)


Jakarta - Sebelum Axis menyatakan keberatan untuk pindah blok 3G, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Kementerian Kominfo telah terlebih dulu memberikan alasan yang membuat operator itu sulit untuk menolak.

Anggota BRTI Muhammad Ridwan Effendi mengatakan, masalah interferensi dari layanan milik Smart Telecom dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) bukan hanya milik calon penghuni blok 11 dan 12, tetapi merata di semua blok frekuensi 3G yang ada di 2,1 GHz.


"Perlu dicatat, interferensi antara penyelenggara sistem Personal Communication System (PCS) 1900 dengan penyelenggara sistem Universal Mobile Telecommunication System (UMTS), tidak hanya di blok 11 dan 12, tetapi merata dari blok 1 hingga 12 di 2,1 GHz," papar Ridwan.


PCS 1900 adalah teknologi jaringan yang digunakan Smart. Smart sendiri menempati frekuensi 1.900 MHz. Sedangkan UMTS adalah teknologi yang digunakan lima operator 3G. Selain Axis, operator lainnya adalah Telkomsel, XL Axiata, Indosat, dan Hutchison CP Telecom (Tri).


"Jadi tidak benar kalau Axis yang akan menempati blok 11 dan 12 dari hasil penataan ulang mutakhir akan paling menderita," tegasnya dalam pesan singkat yang diterima detikINET, Selasa (2/4/2013).


Ridwan menjelaskan, hanya di Indonesia sistem UMTS (Eropa) dan PCS 1900 (Amerika) ada dan hidup berdampingan. Akibatnya, seluruh blok di frekuensi 2,1 GHz terkena gesekan spektrum dari PCS 1900, yang sebetulnya kalau hidup sendirian tidak menjadi masalah.


"Tetapi harap dicatat interferensi ini hanya ada pada tempat-tempat yang terjadi co-lokasi yakni BTS UMTS berdekatan dengan BTS PCS 1900," jelasnya.


Lebih lanjut diungkapkan, saat ini Telkomsel telah melaporkan gangguan dari sinyal Smart di daerah Batam. Padahal Telkomsel saat ini berada di blok 4 dan 5. Kalau sudah begini, hal yang diperlukan adalah koordinasi antara UMTS (3G) dengan PCS1900 di tempat-tempat yang terjadi co-lokasi.


Dengan demikian, Ridwan berharap, semua operator 3G yang terlibat dalam penataan ulang blok frekuensi untuk legowo karena semua kemungkinan langkah sudah disimulasikan regulator.


"Skenario yang kami pilih itu paling cepat dan paling minimal. Kita bekerja berdasarkan data terakhir jumlah BTS 2G dan 3G milik semua operator," tegasnya.


Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto sebelumnya juga mengatakan, tipis kemungkinan skenario penataan ulang blok frekuensi 3G mengalami perubahan karena rencana penataan telah diterima seluruh operator mengingat pada pertemuan tanggal 6 Desember 2011 telah sepakat apapun bentuk penataan menyeluruh yang dilakukan pemerintah akan diterima sepenuhnya.


"Jika Keputusan Menteri terkait hasil penataan ulang ini keluar pada April, artinya pada September 2013 implementasi penataan ulang harus dieksekusi," tegas Gatot.


( rou / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!