"Kami memahami pemerintah AS dan pemerintah negara lain perlu mengambil tindakan demi keamanan warganya, termasuk di antaranya jika harus melakukan pengawasan," kata Larry Page dalam postingan blognya.
"Namun tingkat kerahasiaan di sekitar prosedur hukum saat ini, merongrong kebebasan yang kita hargai," tambahnya seperti dikutip dari AFP, Senin (10/6/2013).
Sikap Page ini ditandai dengan membubuhkan cap personal khusus Google yang pada intinya menyatakan keberatan jika intelijen AS 'menambang' data dari servernya. Bos Facebook Mark Zuckerberg melakukan hal yang sama dalam postingan pernyataannya sehari setelah Page menyatakan sikap.
"Facebook tidak dan tidak akan pernah menjadi bagian dari program yang memungkinkan pemerintah AS atau pemerintah negara lain memiliki akses langsung ke server kami," ujarnya.
"Kami tidak pernah menerima permintaan atau perintah pengadilan dari pemerintah manapun untuk akses informasi atau metadata dalam jumlah besar. Jika kami diminta, kami akan menentangnya secara agresif," jelas Zuckerberg.
Google, Facebook dan perusahaan teknologi lainnya tegas membantah bahwa mereka dengan sengaja mengambil bagian dalam program rahasia bernama PRISM. Seperti diketahui, program in memberikan akses ke National Security Agency (NSA) dan FBI ke server mereka.
"Kami tidak mengikuti program apapun yang bisa memberikan akses langsung bagi pemerintah AS atau pemerintah lain ke server kami," tegas Page.
PRISM dimulai pada 2007 dan berkembang menjadi program paling produktif dalam top-secret daily intelligence briefing Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Sebuah laporan menyebut sejumlah perusahaan Silicon Valley yang terlibat program ini antara lain Apple, AOL, Facebook, Google, Microsoft, PalTalk, Skype, Yahoo dan YouTube.
(rns/ash)