Sebab sejatinya masih banyak permasalahan yang membelit mereka. Mulai dari belum siap masuk ke dunia kerja, minimnya kompetensi keahlian, atau keahlian yang dimiliki tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Hingga rendahnya penghargaan dunia kerja terhadap para lulusan SMK membuat para lulusan SMK akhirnya menambah jumlah pengangguran di negeri ini.
Berkaca pada kondisi tersebut, Virtus Technology Indonesia pun coba menggembleng lulusan SMK untuk menjadi ahli TI yang benar-benar siap pakai untuk diterjunkan di 'medan pertempuran' dunia kerja.
Sebagai langkah awal, sudah ada 7 lulusan SMK berprestasi yang telah lolos program seleksi calon system engineer hasil gemblengan Virtus
Ketujuh lulusan SMK yang menjadi angkatan ke-1 program ini berhasil menyisihkan ratusan kandidat dari berbagai SMK di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang lulus dan masuk peringkat 10 besar terbaik dari masing-masing sekolahnya.
Selain berprestasi, mereka juga dinilai menguasai pengetahuan dasar komputer dan jaringan lebih baik dari peserta seleksi lain, memiliki kepribadian baik dan keinginan kuat untuk maju, memiliki kemampuan berbahasa Inggris lebih baik dibandingkan kandidat lainnya serta bersedia mengikuti ikatan dinas selama minimal 2 tahun.
Erwin Kuncoro, Direktur Virtus mengatakan, program ini kurang lebih berkaca dari pengalaman masa remajanya di desa dulu.
Ia bercerita, ketika SMA di jurusan Fisika, dirinya sulit sekali memperoleh peringkat teratas, Erwin selalu mentok di posisi runner-up. Dan posisi nomor satu selalu diisi oleh temannya yang memang terkenal punya otak encer.
Ketika lulus SMK, jalan nasib keduanya (Erwin dan temannya yang ranking 1) terbelah. "Saya saat itu beruntung karena punya kesempatan untuk melanjutkan ke universitas," kata Erwin.
Sayang, jalan berbeda dijalani temannya yang tak mendapat kesempatan serupa. "Dan ketika ada reuni di sekolah kami di Semarang saya kembali ketemu dia (temannya SMA-nya yang ranking 1 dulu) dan sekarang berjualan wedang (kembang) tahu," ia melanjutkan.
"Dari situ saya berpikir, pendidikan telah membuat saya mendapatkan kehidupan dan status sosial yang lebih baik. Andai saja, dia (temannya tersebut-red.) diberi kesempatan (mengenyam pendidikan) serupa?" imbuhnya saat ditemui detikINET di Novotel Bandung.
Nah, dari situlah muncul gagasan untuk memberikan kesempatan yang lebih besar bagi para lulusan SMK di jagat teknologi informasi. Siapa tahu, mereka yang memiliki keterbatasan secara finansial, padahal memiliki otak cemerlang dan dapat menjadi ahli TI Tanah Air.
"Program ini merupakan salah satu inisiatif Virtus dalam komitmen kami untuk terus berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya SMK jurusan komputer dan jaringan," ungkap Erwin.
Fadli Ramadhana, alumni SMK Negeri 1 Tangerang salah seorang kandidat yang berhasil diterima bekerja dengan ikatan dinas di Virtus mengaku merespona positif program ini.
"Kami sangat gembira, karena selain tidak perlu kesulitan mencari pekerjaan, kami juga memperoleh kesempatan lebih luas dalam mempraktekkan dan mengembangkan keahlian di bidang komputer dan jaringan dengan bekerja, serta memperoleh penghasilan dan jaminan lain sebagai karyawan," kata Fadli, yang berharap dapat memberikan yang terbaik untuk dapat memperoleh beasiswa dari Virtus setelah dua tahun masa ikatan kerja.
"Kami sangat beruntung, karena program rekrutmen ini termasuk juga kesempatan mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di tingkat universitas. Jika lolos, berarti kami bisa mememnuhi harapan orang tua kami untuk menyandang gelas sarjana sekaligus mendapatkan pekerjaan," timpal Ilham Syuhada, lulusan SMK Negeri 3 Bogor.
(ash/rns)