Rugi Besar, Strategi Bisnis Amazon Dipertanyakan

Jakarta - Performa bisnis Amazon yang saat ini berstatus toko online terbesar di dunia mengecewakan dan membuat cemas investor. Dalam laporan keuangannya di kuartal II 2014, perusahaan asal Amerika Serikat ini merugi USD 126 juta.

Amazon membukukan pendapatan USD 19,34 miliar, naik 23% dari periode tahun sebelumnya. Namun mereka tetap merugi karena margin keuntungan yang tipis dan terlalu agresif masuk ke area bisnis baru dengan investasi besar.


Amazon berinvestasi besar antara lain di produk hardware dengan ponsel dan tablet Fire. Mereka berkilah dalam jangka pendek memang akan ada kerugian, tapi optimistis meraup untung dalam jangka panjang. Meskipun begitu, investor mulai cemas.


"Menjadikan frustrasi ketika mereka menghabiskan uang terus-terusan di tiap kuartal," sebut Michael Snanlon, salah satu pemegang saham Amazon yang dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (27/7/2014).


Amazon baru saja memperkenalkan smartphone yang dinamakan Fire Phone dengan harga jual USD 649. Sayangnya, Fire Phone ditanggapi negatif oleh banyak media. Bisnis konten video Amazon pun kurang berhasil. Maka strategi bisnis Amazon dipertanyakan.


"Ada banyak hal yang mereka lakukan yang patut dipertanyakan," kata Tuna Amobi, analis di Capital IQ. Amazon pun diharapkan lebih berhati-hati dalam berinvestasi. Terlebih diperkirakan, mereka masih akan merugi di kuartal depan.

(fyk/fyk)