Edward membocorkan aksi penyadapan pemerintah AS kepada media Inggris The Guardian dan juga Washington Post. Dia memang pernah bekerja sebagai asisten teknis di lembaga intelijen CIA dan juga mantan karyawan di National Security Agency (NSA).
Snowden pun kabarnya menjadi incaran pemerintah AS, namun saat ini dia sudah mengungsi ke Hong Kong. Ancaman antara lain datang dari anggota parlemen Peter King yang juga Chairman House Homeland Security.
"Jika Edward Snowden benar-benar membocorkan data NSA seperti klaimnya, pemerintah AS harus menghukumnya seberat mungkin dan mulai melakukan aksi ekstradisi. Pemerintah AS harus memastikan tidak ada satupun negara yang bisa menjadi tempat pengungsiannya," kata King.
Edward sendiri kecewa dengan aksi mata-mata yang dilakukan pemerintah AS yang disebutnya ancaman terhadap demokrasi. Dia juga kecewa dengan presiden AS Barack Obama yang membiarkan aksi penyadapan pengguna internet tanpa izin.
"Aku tidak melihat diriku sebagai seorang pahlawan karena apa yang kulakukan adalah apa yang kunginkan sendiri. Aku tidak ingin hidup di dunia yang tidak ada privasinya," tukas Edward yang detikINET kutip dari CNN, Senin (10/6/2013).
Edward membocorkan program penyadapan oleh pemerintah AS yang disebut sebagai PRISM. Di mana NSA mengumpulkan data termasuk chat audio video, foto, email dan material lain dari perusahaan seperti Microsoft, Google dan Apple.
(fyk/ash)