"Terus terang tidak memuaskan," ujar Onno saat ditanya soal kinerja Tifatul saat menakhodai Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kepada detikINET, Jumat (25/7/2014).
Tentu Onno punya alasan soal pendapat personalnya tersebut terhadap menkominfo. Pertama adalah, Tifatul dianggap tak peduli dengan warnet & RT/RW-net yang di-sweeping.
Kedua, tak ada usaha menginternetkan sekolah-sekolah & masyarakat secara serius. Ketiga, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sampai mengobok-obok program PLIK dan MPLIK yang berada di bawah payung Kominfo.
Keempat, menkominfo tidak ada usaha untuk meng-opensource-kan Indonesia. Kelima, soal keseriusan untuk mendukung ponsel produk dalam negeri.
"Keenam, dengan lugunya (menkominfo) menyebut OpenBTS ilegal," pungkas Onno.
Onno jadi salah satu tokoh yang dijagokan oleh Facebook Jokowi Center untuk menjadi menkominfo bersama dua kandidat lainnya, yakni Drs Ferry Mursyidan Baldan dan Nezar Patria MA.
Onno sendiri dikenal sebagai pakar di bidang teknologi informasi. Ia memulai pendidikan akademis di ITB pada jurusan Teknik Elektro pada tahun 1981 dan lulus dengan predikat wisudawan terbaik, kemudian melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAUME.
Pria yang gemar guyon kelahiran Bandung ini aktif sebagai aktivis open source dan Wajanbolic merupakan salah satu karyanya yang membuatnya menjadi dikenal orang.
(ash/ash)