Internet yang dulunya barang mewah kini sudah seperti menjadi bagian kebutuhan hidup. Harganya pun kian terjangkau, dan menariknya lagi, banyak operator di Tanah Air yang menawarkan beragam paket sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Menurut John Chambers, CEO Cisco, ke depannya internet akan terus dibutuhkan dan semakin erat dengan kehidupan manusia. Hal ini tentunya harus diantisipasi dengan infrastruktur yang memadai.
Melihat hal itu, para penyedia jasa layanan internet tidak hanya diharapkan mampu menyediakan infrastuktur yang memadai, tapi juga biaya berlangganan internet yang lebih fleksibel.
Bagi Chambers, hal itu bisa saja dengan mudah terwujud jika operator sudah mampu melakukan efisiensi jaringan dengan baik. Bukan hanya murah, internet dipercaya bisa diakses tanpa biaya.
"Saya rasa itu tidak mungkin, karena bagaimana pun juga para perusahaan harus tetap mendapatkan uang," kata Hardyana Syintawati, Vice President Marketing Communication Ericsson Indonesia.
Bagi Nana, panggilan Hardyana, menggratiskan internet bukanlah model bisnis yang baik di masa yang akan datang. Terlebih lagi jika melihat pendapatan operator yang semakin hari didomonasi oleh pelanggan internet.
"Mungkin model bisnisnya tidak seperti itu, kalau sekarang pelanggan dikenakan tarif per Gigabyte, mungkin besok sudah tidak seperti itu lagi," lanjut Nana, saat ditemui detikINET di Plaza Senayan, Rabu (5/6/2013).
Jadi, internet gratis yang telah diramalkan oleh bos Cisco mungkin tidak akan terjadi di Indonesia.
(ash/ash)