Bisnis 'Awan' di Indonesia Bisa Tembus Rp 3,6 Triliun

Jakarta - Nilai bisnis cloud computing alias komputasi awan di Indonesia pada 2013 ini diproyeksi menembus angka Rp 3,6 triliun atau naik 70% dibandingkan perolehan 2012 lalu sebesar Rp 2,1 triliun.

Menurut Teguh Prasetya, Founder Indonesian Cloud Forum (ICF), pasar cloud computing di Indonesia masih didominasi oleh segmen korporasi yang tumbuh 20% selama 2012.


"Pertumbuhan di segmen korporasi melebihi industri teknologi informasi yang 19%. Jika pertumbuhan sebesar 70% pada tahun ini terealisir, maka Indonesia menjadi negara pengadopsi cloud computing tertinggi di Asia Pasifik," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (6/6/2013).


Ia juga mengungkapkan, pasar cloud di Indonesia masih seputar Infrastructure as a Service (IaaS). "Kalau bicara Software as Service (SaaS) itu baru tiga tahun lagi. Kami saja edukasi pasar untuk memberikan pemahaman cloud secara umum, butuh tiga tahun," ungkapnya.


Data dari Frost & Sullivan mengungkapkan, pertumbuhan dari pasar cloud computing di Indonesia tiap tahunnya (compound annual growth rate/CAGR) untuk IaaS dari 2010-2014 adalah 55,9%, SaaS (41,4%), dan Platform as a Service (PaaS) sekitar 91,5%.


"Pemain besar banyak sekarang fokus di IaaS dan PaaS, kalau SaaS itu banyak start-up dan butuh dukungan investor," katanya.


Dikatakannya, tantangan mengembangkan cloud computing di Indonesia ada pada regulasi dan kesiapan dari pasar. Selain itu, masalah infrastruktur dasar. Misal, pasokan energi untuk Tier-4 data center harus dari dua sumber berbeda.


"Listrik saja masih terbatas di Indonesia. Selain itu masalah konektivitas, Indonesia terlanjur menjadi negara mobile broadband yang terbatas bandwidth-nya," sesal Teguh.


(rou/rou)