Jejaring Sosial, Taman Bermain Berbahaya bagi Anak-anak

Jakarta - Seiring masuknya musim liburan sekolah, anak-anak semakin punya banyak waktu untuk berselancar di dunia maya, terutama di situs jejaring sosial. Namun awas, media sosial bukanlah taman bermain yang benar-benar aman.

Perusahaan keamanan internet Kaspersky Lab pun mengingatkan para orangtua untuk mewaspadai kondisi ini.


Memang, internet adalah sumber informasi dan pengetahuan. Tetapi bila digunakan tanpa pengawasan atau batasan, internet bisa menjadi lingkungan yang berbahaya bagi para peselancar cilik.


Berbagai bahaya mengincar anak Anda di dunia maya, mulai dari virus hingga penipuan kelas kakap. Belum lagi konten yang tidak sesuai, dan ini bisa berbahaya tidak hanya bagi sang buah hati tetapi juga bagi seluruh keluarga.


"Saat ini hampir seluruh keluarga memiliki berbagai perangkat untuk mengakses internet. Ini juga berarti anak-anak lebih mudah untuk online dan lebih sulit bagi orang tua untuk mengontrol apa yang mereka lakukan saat online," lanjut Kaspersky.


Penelitian yang dilakukan oleh B2B International untuk Kaspersky Lab pada April 2013 mengungkap bahwa tiap keluarga setidaknya memiliki dua atau tiga PC/laptop (rata-rata di dunia 2,5 perangkat), satu atau dua smartphone (rata-rata dunia 1,4) dan satu tablet (rata-rata 0,7).


Di mana anak-anak menggunakan seluruh perangkat ini hingga batas tertentu, sementara pilihan Parental Control tidak banyak digunakan.


Kaspersky Lab menganalisis respon modul Parental Control yang terdapat dalam produk perlindungan Kaspersky Lab, dan dalam lima bulan pertama 2013 analisis tersebut menemukan bahwa anak-anak tertarik akan beberapa hal di internet yang sebenarnya bisa membahayakan mereka, yaitu:


-. Jejaring sosial (31,26%)

-. Situs-situs porno dan erotis (16,83%)

-. Toko online (16,65%)

-. Ruang bicara (chat) dan forum-forum (8,09)

-. Web-mail (7,39%);

-. Hal-hal yang berisi software ilegal (3,77%)

-. Games kasual (3,19%).


Hal-hal tak pantas lainnya adalah situs-situs tentang senjata dan obat terlarang, perjudian dan sistem pembayaran elektronik, dan lainnya. Semua ini merepresentasikan 0,8-2% respon dari modul Parental Control.


Situs Populer bagi Anak-anak


Yang mengejutkan, dalam sebulan terakhir (Mei 2013), modul Parental Control mencatat lebih dari 52 juta percobaan untuk mengakses jejaring sosial, dan lebih dari 25 juta percobaan untuk mengakses situs pornografi.


"Ini mencerminkan perubahan yang menarik dimana pornografi bergeser ke tempat kedua di belakang jejaring sosial. Selain itu, Top 3 di bulan-bulan pertama 2013 juga mencakup toko online," lanjut Kaspersky.


Jadi bisa dikatakan bahwa anak-anak mengakses toko online untuk mencari mainan atau produk-produk sejenis. Dalam hal ini orangtua dituntut harus ekstra hati-hati.


Jika anak tahu dimana orangtua menyimpan kartu kredit, ATM atau kartu debit, mereka bisa melakukan pembelian yang tidak diketahui. Yang lebih berbahaya, anak-anak bisa menjadi korban toko online palsu yang sengaja dibuat oleh para penjahat cyber.


Namun pilihan anak-anak di tiap negara berbeda-beda. Di Amerika Serikat, kategori 'pornografi dan erotis' menjadi yang teratas dengan 22,02%, toko online di tempat kedua dengan 19,50%, dan di tempat ketiga ada jejaring sosial dengan 18,88%.


Hal serupa terlihat di Inggris dimana Top 3 di negara ini sama dengan di AS yaitu situs pornografi (23,7%), toko online (19,59%), dan jejaring sosial (16,14%). Yang membedakan adalah anak-anak di Inggris lebih memilih games (5,94%) dibanding chat dan forum (4,84%).


Anak-anak di Jerman juga lebih sering mengakses situs pornografi (25,66%), toko online (20,68%), dan jejaring sosial (18,29%).


Di Jepang keadaannya sama sekali berbeda. Generasi muda di sini lebih suka mengakses situs-situs dalam kategori 'chat dan forum' (34,25%). Sepertinya 'chat dan forum' menjadi pengganti 'jejaring sosial' yang berada di tempat keempat (10,59%).


Selain itu, banyak situs populer di Jepang dibuat dengan tools yang didesain untuk menciptakan forum dan blog. Situs pornografi dan erotis berada di tempat kedua dengan 23,28% dan toko online di tempat ketiga dengan 16,89%.


Di Brasil, tempat teratas diduduki oleh 'Jejaring sosial' dengan 22,34%. Sama seperti negara lain, menyusul di tempat kedua adalah situs pornografi (18,91%) dan toko online (16,76%).


"Seperti yang sering dikatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Inilah prinsip yang dianut oleh teknologi Parental Control. Di era modern, akses terhadap informasi apapun menjadi lebih mudah dibanding sebelumnya," ujar Konstantin Ignatyev, Web Content Analysts Group Manager, Kaspersky Lab.


"Di saat yang sama, anak-anak sangat rentan, dan secara alami mereka memang masih naif. Oleh karena itu, tools untuk melindungi anak-anak dari konten situs yang tidak pantas menjadi suatu keharusan," tambahnya, dalam keterangannya yang diterima detikINET, Rabu (5/6/2013).


Parental Control di dalam produk-produk software memberi rasa nyaman karena memungkinkan orang tua secara cerdas dan bijaksana melindungi anak-anak dari konten yang tidak pantas tanpa harus memblokir total akses Internet mereka.


Menggunakan tools yang sederhana, orangtua bisa mengkonfigurasi fitur-fitur perlindungan sesuai kebutuhan mereka dan kebutuhan anak-anak mereka. Parental Control secara khusus memungkinkan orang tua untuk membatasi akses atas situs-situs dan program tertentu atau bahkan seluruh akses internet.


Selain itu, orang tua juga bisa mengatur kapan anak bisa bermain komputer. Dengan begitu, komputer tidak akan bisa dinyalakan di luar waktu yang telah ditentukan jadi anak-anak bisa fokus mengerjakan PR atau hal penting lainnya.


Artikel Terkait:

-. Mereka yang Jadi Bulan-bulanan Hacker China

-. Mengenal Anonymous, Grup Hacker Paling Berpengaruh di Dunia

-. 5 Negara dengan Tentara Cyber Terkuat


(ash/rns)