Puluhan Robot 'Invasi' Semarang

Semarang - Sebanyak 55 unit robot dari berbagai Universitas di Indonesia, 'menginvasi' Semarang. Jangan panik dulu, ini bukan serangan robot menyeramkan seperti di film-film, tetapi mereka 'menyerbu' kota lumpia ini untuk unjuk kebolehan.

Bertanding di GOR Jatidiri Semarang, puluhan robot yang dirakit para mahasiswa tersebut menunjukkan kecanggihannya masing-masing. Ada yang lihai bermain sepak bola, menari, mengangkat balok hingga yang cerdik mencari sumber api lalu memadamkannya.


Ya, ini adalah ajang Kontes Robot Nasional (KRN) 2013. Di KRN kali ini, ada lima kategori yang dilombakan, yakni Kontes Robot Sepak Bola (KRSBI), Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI), Kontes Robot Pemadam Api (KRPAI) beroda dan KRPAI berkaki serta Kontes Robot Indonesia (KRI).


Dalam salah satu kategori yaitu KRSBI, robot ciptaan mahasiswa Polikteknik Elektronika Negeri Surabaya mencuri perhatian karena cekatan di lapangan hijau. Robot berwarna silver dengan bentuk manusia itu, menggiring bola dan menendang tepat mengarah ke gawang. Lucunya, setelah mencetak gol, si robot sempat-sempatnya bergaya.


Salah satu anggota tim Polikteknik Elektronika Negeri Surabaya, Hans Bastian mengatakan butuh biaya sekitar Rp 60 juta untuk satu unit robot, padahal untuk kontes robot sepakbola membutuhkan setidaknya 3 unit.


"Bikinnya tiga tahun, yang mengerjakan enam orang," kata Hans saat ditemui detikINET, Sabtu (8/6/2013), usai mengalahkan lawannya.


Menurut dia, dengan pengalamannya mengikuti kontes beberapa kali dan menang, tahun ini gelar juara juga dia yakini akan diperoleh. Ia semakin yakin karena sejumlah program pada robot yang dirakitnya bersama timnya, sudah diperbarui.


"Sebelumnya sudah menang dua kali tingkat nasional dan dikirim ke meksiko. Robot yang sekarang diperbarui terutama sistem pengelihatannya," kata Hans.



Kehebatan lain juga ditunjukkan oleh robot ciptaan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Robot dengan kostum Hanoman berukuran kecil itu secara otomatis menari saat panitia membunyikan lagu.


Salah satu penciptanya, Zainal mengatakan, timnya harus bersaing dengan 16 robot Hanoman lainnya untuk memperlihatkan gerakan tarian yang sesuai dengan lagu.


"Programnya dengan mengenali frekuensi tertentu agar bisa menari," terangnya.


Kategori KRPAI dan KRI juga tidak kalah seru. Robot-robot di KRPAI harus bisa menyelusuri labirin dan mencari lilin yang menyala kemudian memadamkan dengan kipas angin kecil yang terpasang di atas robot.


Pada kategori KRI, dua robot yang dikendalikan menggunakan remote, bersaing seru meletakkan tabung-tabung ke dalam lubang yang sudah disiapkan dan ada yang diletakkan di atas tiang dengan cara dilempar.


Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Dr Ir Edi Noersasongko M.Kom selaku penyelenggara mengatakan, kontes tersebut dimaksudkan untuk menyatukan berbagai disiplin ilmu serta mengembangkan kreatifitas dan seni.


"Ini mencerminkan berbagai disiplin ilmu. Robot tidak mungkin dibuat oleh satu orang, jadi perlu mengandalkan kerja sama dan kreatifitas. Untuk yang KRI filosofinya go green dengan menanam tanaman," sebutnya.


KRN diselenggarakan selama dua hari yaitu hari ini, Sabtu (8/6/2013) dan babak final yang sekaligus menjadi penutup event pada Minggu (9/6) besok.


(alg/rns)