Menurut Manager Network Operation Telkomsel Area Kaltim, Robertho, baterai itu sebagai back-up energi operasi BTS kalau listrik padam. Nah, kalau baterainya hilang, otomatis BTS di sejumlah site yang menjadi satu kesatuan jadi ikut padam.
"Dampaknya ke pelanggan dan kita sering dikomplain pelanggan, terutama dari Samarinda," kata Manager Network Operation Telkomsel Area Kaltim, Robertho, kepada detikINET, Rabu (5/6/2013).
Menurut Robertho, intensitas pemadaman listrik lumayan sering terjadi di Samarinda sehingga Telkomsel sangat mengandalkan energi baterai untuk terus memberi suplai beroperasinya BTS di sejumlah site.
"Estimasinya rata-rata baterai bisa bertahan hingga 4 jam kalau listrik padam. Kalau baterai itu dicuri, kualitas layanan jelas terganggu. Misalnya dalam satu sistem site ada 3 BTS, kalau baterai tidak ada karena dicuri, BTS bisa ikut padam," ujar Robertho.
"Memang, otomatis BTS tertentu yang padam, diback-up BTS lainnya sehingga tetap ada sinyal. Hanya saja, BTS yang menjadi back-up itu trafiknya bisa menjadi sangat padat, sehingga bisa berdampak pada kualitas layanan semisal layanan voice dan data," tambahnya.
Robertho menyebut dalam 3 bulan terakhir ini, baterai BTS milik Telkomsel paling sering dicuri di Samarinda sehingga mengakibatkan kerugian miliaran rupiah. Kota-kota lainnya seperti di Balikpapan dan Bontang serta Banjarmasin di Kalimantan Selatan, aksi pencuriannya tidak semarak di Samarinda.
"Baterai BTS kita di Samarinda paling sering dicuri. Pelanggan sering komplain soal signal dan setelah kita telusuri, baterai kita hilang dicuri. Pelanggan inginnya kualitas tetap bagus, yang jelas kita pun berusaha semaksimal mungkin," sebutnya.
"Bahkan sekarang ini di Samarinda kita terapkan semacam ronda malam, memonitor site-site yang rawan terjadi pencurian baterai. Mau tidak mau itu kita lakukan dan kita intensifkan," terang Robertho.
Sementara Supervisor Radio Access Network (RAN) Telkomsel Samarinda Muhammad Nour menambahkan, di area yang menjadi tanggungjawab operasionalnya, sedikitnya 200 baterai yang berada di 18 site di Samarinda, hilang dicuri.
"Rata-rata 1 site ada 12 baterai. Harganya dari baterai kecil hingga baterai besar berkisar antara Rp 6-12 juta. Setiap tahun, di Samarinda ada saja baterai kita yang hilang dicuri. Dampaknya ya itu tadi, banyak komplain pelanggan soal sinyal, terutama waktu pemadaman listrik," kata Nour.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelima pelaku pencurian baterai BTS di Samarinda, dibekuk Satreskrim Polresta Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2013) kemarin.
Dari tangan pelaku, petugas menyita barang bukti sedikitnya 10 baterai hasil curian. Otak pelaku aksi pencurian itu adalah tersangka Ir, yang pernah berkerja sebagai vendor perangkat yang bermitra dengan Telkomsel.
Belakangan, para pelaku menjual logam tembaga yang berada di dalam baterai untuk dijual secara per kilogram. Dari keterangan Telkomsel, akibat pencurian itu, Telkomsel membukukan kerugian miliaran rupiah.
(ash/ash)