Axis Tak Terima Disebut Operator Rentenir




Ilustrasi (hasan/detikfoto)


Jakarta - Axis Telekomunikasi Indonesia tak mau dicap sebagai operator rentenir oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Pasalnya, layanan pinjam pulsa yang tengah dipermasalahkan, diklaim Axis bukan praktik riba.

"Beda banget padahal service fee sama riba. Service fee, mau dikembaliin kapan saja, tetep Rp 500. Kalo riba, makin lama dikembalikan makin gede ya , akumulatif," kata Anita Avianty, Head of Corporate Communication Axis kepada detikINET, Senin (18/2/2013).


Layanan pinjam pulsa pertama kali diselenggarakan di Indonesia oleh operator seluler Axis akhir 2012 lalu. Melalui layanan ini, anak usaha Saudi Telecom ini dapat dengan mudah menelepon ke *911# dan pulsa senilai Rp 2.000 akan langsung ditransfer ke pulsa pelanggan.


Biaya layanan sebesar Rp 500 akan dikenakan ketika pelanggan mengembalikan pulsa, sehingga pulsa senilai Rp 2.500 secara otomatis akan langsung dipotong dari pulsa pertama yang ditambahkan dalam akun pelanggan.


"Ya kita kecolongan. Karena jauh sebelumnya, Telkomsel sudah konsultasi dengan BRTI, lalu kita tolak tegas. Rupanya Axis tidak menyimak," sesal Nonot Harsono, anggota komite BRTI.


Dipaparkan Nonot, dalam praktiknya layanan pinjam pulsa ini tak ubahnya rentenir. Detailnya, saat seorang pelanggan prabayar kehabisan pulsa, sistem aplikasi ini menawarkan pinjaman pulsa Rp 2.000 dengan biaya layanan Rp 500 per transaksi.


Jadi, menurut Nonot, kalau dalam sebulan seorang pelanggan hutang pulsa sebanyak 10 kali, kemudian dikalikan Rp 2.000, maka dia wajib mengembalikan sebanyak 10x Rp 500 atau setara dengan Rp 5.000, atau dia harus mengisi-ulang pulsa sebanyak Rp 25 ribu untuk pemakaian pulsa Rp 20 ribu.


"Pada periode BRTI sebelumnya sudah ditolak mentah-mentah. Ternyata saat ini pengembang aplikasi ini masih saja bergerilya melalui para operator. Kabarnya mendekati jajaran direksi operator agar layanannya mulus berjalan. Kita ingatkan operator jangan memuluskan layanan tersebut karena alasan persaingan," sesalnya.


Pihak Axis sendiri tak setuju dikatakan seperti itu. "Kalau bunga kan setiap kali kita telat mengembalikan dana yang dipinjam akan ditambahkan ke pokok. Pinjam pulsa ini tidak begitu. Mau dikembalikan kapan saja, service charge-nya tetap Rp 500. Ini SOS credit, sangat membantu kalau pelanggan belum sempat reload," jelas Anita.


"Service charge diterapkan untuk setiap transaksi. Kalau bunga, misal kita ngutang kartu kredit, ada jangka waktu kapan harus dikembalikan. Kalau melewati jangka waktu itu, maka pada hutang pokok akan ditambahkan bunga yang terus menerus akan ditambahkan sampai pembayaran seluruh pokok dan bunga selesai."


"Kalau pinjam pulsa, hari ini kita pinjam, mau dibayar besok, minggu depan, bulan depan, ya tetep service charge-nya Rp 500," pungkas Anita.


( rou / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!