India Blokir Proyek Jaringan Huawei dan ZTE




ilustrasi (ist)


New Delhi - India benar-benar membuktikan ancamannya memblokir Huawei dan ZTE. Kedua vendor jaringan asal China ini tak diperkenankan untuk ikut serta dalam megaproyek pembangunan kabel optik nasional di India yang menelan biaya investasi sekitar USD 3,9 miliar.

Langkah ini ditempuh pemerintah India setelah mempelajari kasus penolakan Huawei dan ZTE di Amerika Serikat. Penegasan ini juga disampaikan oleh Departemen Telekomunikasi India yang memerintahkan tak ada campur tangan asing dalam pembangunan serat optik di area rural tersebut.


Seperti detikINET kutip dari ZDNet, Selasa (29/1/2013), keputusan ini terbit setelah Badan Riset Teknologi milik pemerintah menyarankan Huawei Technologies dan ZTE untuk tidak diberi izin mengikuti proyek yang di Indonesia bisa diibaratkan semacam tender Palapa Ring.


Alhasil, hanya vendor lokal yang direstui untuk ikut proyek jaringan nasional ini, antara lain Himachal Futuristic Communications (HFCL), ITI, Tejas Networks, Center for Development of Telematics (C-DoT), VMC Systems, Prithvi Infosystems, Sai Systems, United Telecoms, dan SM Creative.


Dalam memo internal yang dikirimkan badan riset ke Menteri Telekomunikasi R Chandrasekhar pada November 2012 lalu, Huawei dan ZTE diminta untuk tidak dilibatkan dalam proyek-proyek pemerintah yang bersifat sensitif setelah adanya hasil temuan dari kongres AS yang menyatakan kedua perusahaan memiliki hubungan dengan militer China.


Seperti diketahui, hasil investigasi dari Komite Intelijen AS bentukan parlemen negara tersebut menyarankan perusahaan-perusahaan di negara tersebut untuk menghindari bekerjasama dengan Huawei dan ZTE.


Laporan dari komite itu juga menyarankan setiap aksi korporasi yang melibatkan kedua vendor tersebut baik itu akuisisi, pengambilalihan, atau merger harus diblokir oleh regulator setempat.


Dalam laporan itu disarankan peralatan atau sistem teknologi informasi dan komunikasi dari pemerintah AS tidak menggunakan peralatan dari Huawei atau ZTE. Namun sayangnya, laporan itu tidak menyebutkan adanya bukti tentang keterlibatan kedua vendor itu terhadap pemerintah atau militer China.


Pemerintah China sendiri menolak tudingan keras tersebut dan meminta AS untuk memisahkan isu politik dengan ekonomi. Pihak Huawei di India juga menegaskan selalu mematuhi aturan yang berlaku di negeri itu dan menjadi vendor pertama yang menandatangani komitmen terkait masalah keamanan.


Pada 2010 lalu, Huawei bahkan menyatakan kesediaannya untuk membuka kode sumbernya untuk diperiksa oleh pakar yang ditunjuk pemerintah India. Huawei juga menyetujui konsesi aksi pemerintah India yang sempat melarang penggunaan peralatan dari vendor China di awal tahun, walau akhirnya larangan itu dicabut dua bulan kemudian.


Sementara di Indonesia, Huawei juga sempat diterpa masalah pada akhir November 2012 lalu. Para karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Huawei Tech Investment (Sehati) melakukan aksi mogok kerja dengan alasan terlalu banyaknya tenaga kerja asal China yang dibawa ke Indonesia sehingga ada kesenjangan kesejahteraan.


Meski demikian, Huawei Technologies secara global pada akhir 2012 lalu mencatatkan omzet sebesar USD 35,3 miliar atau naik 8% dibandingkan pencapaian 2011. Penopang pendapatan selama 2012 lalu adalah dari pasar jaringan di luar China.


( rou / rns )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!