'Pengguna Pascabayar Masih Bisa Tumbuh 10%'




Jakarta - Pengguna telepon seluler yang menggunakan skema pascabayar di Indonesia memang sangat sedikit jika dibandingkan prabayar. Namun demikian, masih ada potensi pertumbuhan yang bisa diharapkan meski harus diakui tak besar-besar amat.

Jika melihat data terakhir dimana pengguna seluler di Indonesia diperkirakan telah mencapai 237 juta, persentase pengguna pascabayar sangat-sangat timpang dibanding prabayar yang mendominasi 96% lebih.


Kenyataan ini turut diakui Indosat. Operator seluler dan fixed wireless access itu juga mencatat, dari 55 juta lebih pelanggannya, pengguna pascabayarnya hanya sekitar 800 ribu hingga satu juta pelanggan.


Meski jumlahnya sedikit, namun kalau dilihat dari sisi penggunaan pulsa bulanan atau Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 185 ribu hingga Rp 200 ribu. Dari sisi churn rate alias tingkat pindah layanan juga rendah, sekitar 3%-4%.


"Kami harapkan pada tahun ini di sektor pascabayar juga terjadi pertumbuhan di atas 10 persen dan pendapatan 7 persen," kata Division Head Profesional Segment Indosat Hesti Diyahnita Priamsari, Selasa (29/1/2013).


Jika dihitung secara sederhana dengan ARPU sekitar Rp 185 ribu - Rp 200 ribu, rata-rata pendapatan Indosat setiap bulan dari pelanggan pascabayar bisa berkisar Rp 148 miliar – Rp 200 miliar hingga akhir 2012 lalu.


Potensi itu yang coba digeber Indosat dari layanan pascabayar dengan merilis program Matrix Double Impact agar bisa ikut menopang pendapatan perusahaan.


Hesti mengungkapkan, salah satu cara yang dilakukan Indosat untuk meningkatkan pelanggan pascabayar adalah menawarkan paket bundling dengan modem Huawei E303.


"Kami bekerjasama dengan Bank Mandiri dan Huawei. Masing-masing ada subsidinya untuk paket ini. Tahap pertama kita siapkan seribu paket modem," jelasnya.


( rou / fyk )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!