100 Ribu WiFi, Telkom Investasi Rp 1,5 Triliun

Jakarta - Telkom mengalokasikan dana sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun untuk biaya penyediaan WiFi di 100 ribu sekolah. Instalasi akses internet nirkabel ini ditargetkan rampung akhir 2013 mendatang.

"Untuk membangun akses WiFi di tiap sekolah tersebut biaya investasinya berkisar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta," ungkap Direktur Enterprise & Wholesale Telkom, Muhammad Awaluddin, di Jakarta, Senin (27/5/2013).


Telkom sendiri tengah menyiapkan tahap kedua pengembangan layanan Indonesia Digital School (IndiSchool) dalam rangka monetisasi Indonesia digital society (Indiso).


IndiSchool merupakan aksi Telkom menyediakan akses WiFi dan sosialisasi serta pengenalan internet kepada komunitas pendidikan.


Tahun ini Telkom membidik sekitar 100 ribu sekolah terpasang akses WiFi. Program lainnya yang masuk dalam Indiso adalah Indipreneur, dan Indifinance. Ketiga program ini membidik omzet sekitar Rp 50 miliar rupiah di akhir 2013.


Menurut Awaluddin, secara nasional Telkom telah menggelar sebanyak 10.898 titik WiFi IndiSchool atau 10,9% dari rencana penggelaran di 100 ribu sekolah di Indonesia tahun 2013.


"Sebanyak 6.200 titik atau 57% di antaranya merupakan bagian dari program IndiSchool di wilayah DKI Jakarta," ujarnya.


Lebih lanjut ia memaparkan, populasi pengguna Indischool secara nasional tumbuh sebesar 89% pada Mei 2013 dibandingkan dengan populasi sampai dengan April 2013.


Rata-rata pertumbuhan hit pengguna IndiSchool sampai dengan April 2013 adalah 87% sementara total hit dari pengguna IndiSchool sampai dengan Mei 2013 adalah sebanyak 2,67 juta hit sehingga diestimasikan akan tumbuh 112% pada akhir Mei 2013.


Rata-rata hit per hari meningkat tajam pada Mei 2013 sebesar 88 ribu hit per hari dari rata-rata kuartal 1 sebesar 13.000 hit per hari.


Sementara dilihat dari sisi volume, rata-rata volume yang digunakan oleh pengguna IndiSchool per hari pada Mei 2013 adalah 3.875Gb atau tumbuh 242% dari total volume yang dikonsumsi per hari pada bulan sebelumnya, yakni 1.133Gb.


Awaluddin mengungkapkan profil pengguna dari IndiSchool didominasi sekitar 70%-80% dari pengguna yang mengeluarkan biaya akses Rp 1.000 per hari.


"Kalau dihitung kisarannya dari akses dapat omzet Rp 40 juta per hari. Tetapi jangan lihat omzetnya, soalnya ini baru tahap pertama dari pengembangan IndiSchool," jelasnya.


Ia juga mengungkapkan, setelah IndiSchool menembus angka lebih dari 10 ribu sekolah, tahapan kedua adalah Telkom akan membangun education cloud (Edu-Cloud) yang sifatnya public cloud.


Telkom rencananya akan meluncurkan Indonesia Cloud of Knowledge pada Juni 2013. Strategi Telkom mengembangkan IndiSchool melalui 3C yakni Connectivity, Content, dan Community.


"Kami melihat tahap kedua sudah bisa digarap karena jumlah connectivity memadai. Kami targetkan ada 1.000 konten pendidikan yang masuk nantinya hingga akhir 2015. Sementara untuk komunitasnya ada satu juta pengguna melalui super portal IndiSchool Smart Community," jelasnya.


Diharapkan, jika tiga tahapan tadi dijalankan proses kapitalisasi atau monetisasi dari IndiSchool dapat berjalan maksimal. Salah satu yang akan dijalankan di program IndiSchool adalah advertising.


Menurut Awaluddin, periklanan akan memiliki potensi margin besar karena revenue lebih besar sementara cost lebih kecil. Pendapatan dari advertising bisa didapat bahkan sebelum user mengakses IndiSchool.


"Kita nanti akan permudah cara mengakses dimana nomor induk sekolah (NIS) bisa menjadi registrasi user," katanya


Sekadar catatan, selain menyediakan akses WiFi untuk sekolah, Telkom juga tengah membangun infrastruktur WiFi di lokasi publik lainnya dalam program Indonesia Wifi atau WiFi@id.


Saat ini sudah terpasang sekitar 40 ribu access point dengan kapasitas bandwidth per hari 11,4 Tb. Sedangkan trafik durasi per session sekitar 116,7 menit per session di mana volume per session di kisaran 40,7Mb dengan 300 ribu hit per hari.


(rou/fyk)