Matahari terbit merupakan salah satu waktu favorit untuk para fotografer untuk mendapatkan cahaya yang lembut dan warna langit yang dramatis. Foto diambil di pantai Ujung Genteng (Enche Tjin)
(Mohamed Syuhada, 23 tahun)
Jawaban:
Sebenarnya tidak ada waktu yang tepat dalam memotret. Semuanya tergantung dari keinginan dan hasil yang ingin didapatkan.
Sebelum matahari terbit dan setelah matahari tenggelam, cahaya sudah redup tapi langit masih berwarna biru pekat, cocok untuk memotret pemandangan kota. Lampu kerlap kerlip kota yang berwarna kuning akan kontras dengan langit biru.
Matahari terbit dan tenggelam biasanya sangat diminati oleh fotografer pemandangan/landscape. Karena saat itu ada perubahan cahaya yang dramatis di langit. Cahaya matahari yang berwarna kuning akan bertemu dengan langit yang biru. sekitar 1 jam selama matahari terbit dan tenggelam disebut juga golden hour, karena sinar matahari berwarna keemasan.
Pagi dan sore hari juga merupakan saat favorit untuk memotret. Cahaya matahari yang cukup rendah memberikan pencahayaan yang lembut dan saturasi warna yang menarik. Cahaya matahari dari samping juga menimbulkan bayangan sehingga foto lebih berdimensi baik ke subjek manusia atau arsitektur.
Siang hari ditandai dengan cahaya tegak lurus dari atas dan sifatnya lebih keras daripada cahaya di hari yang lain. Saat ini biasanya tidak disukai oleh fotografer. Tapi untuk sebagian fotografer, memotret di siang hari juga tidak masalah.
Siang hari yang keras, seringkali cocok untuk foto human interest yang bekerja di kondisi yang keras seperti penambang, konstruksi dan sebagainya. Saturasi warna di siang hari cukup tinggi dan menonjol, kontras juga sangat tinggi. Cahaya seperti ini cocok untuk memotret festival, karnaval atau street photography.
(sha/ash)