Ya, smartphone yang digadang-gadang akan head-to-head dengan iPhone ini bakal digodok di pabrik yang berlokasi di Fort Worth, Texas. Namun yang patut dicatat, embel-embel "made in USA" ini hanya mengacu pada proses perakitan.
Adapun komponen internalnya sendiri masih dipasok dari para supplier. "Rantai pasokan masih di Asia," tukas Lam dari iSuppli. "(Dengan perakitan di Amerika) mereka bisa menghemat logistik dan merespon permintaan konsumen dengan lebih cepat," imbuhnya.
Dikutip dari TechNewsWorld, Sabtu (1/6/2013), prosesor Moto X dibuat di Taiwan, sedang layar OLEDnya berasal dari Korea. Namun, 70% proses perakitan dilakukan di Fort Worth.
Juru bicara Motorola Danielle McNally mengatakan, "Lebih dari 130 juta smartphone dipakai di Amerika Serikat, namun tidak satupun yang dibuat di sini (Amerika-red). Hal ini akan berubah dengan Moto X". Pemilihan lokasi ini membuat Moto X disebut-sebut sebagai smartphone pertama yang dirakit di Amerika Serikat.
Pabrik seluas 500.000 kaki yang ada di Fort Worth sendiri dilaporkan akan mempekerjakan 2.000 karyawan. Sebelum digunakan oleh Motorola, pabrik ini sempat tak terpakai, setelah dulunya pernah dimanfaatkan Nokia untuk memproduksi feature phone.
Berbicara kepada AP, Will Moss, juru bicara lain dari Motorola berujar bahwa Amerika merupakan market mayor mereka sehingga melakukan manufaktur di sana (Amerika-red) akan mendekatkan Motorola dengan konsumen kunci, partner dan juga kalangan end user.
Moto X sendiri dijadwalkan akan diumumkan pada beberapa bulan ke depan. CEO Motorola Dennis Woodside mengatakan, ponsel ini akan memiliki daya tahan baterai yang awet. Ia juga optimistis, kelahiran Moto X bisa mengubah nasib Motorola yang posisinya kini berada di belakang rivalnya seperti Apple dan Samsung.
(sha/ash)