Paradoks iOS 7

Jakarta - Dalam sebuah wawancara untuk buku biografinya yang ditulis Walter Isaacson, Steve Jobs disodorkan pertanyaan menggelitik, yakni tentang Android. Tak dinyana, Steve Jobs menyambutnya dengan berapi-api.

"Saya akan menghabiskan nafas terakhir yang sedang sekarat ini, jika perlu setiap sen akan saya habiskan untuk membuat semuanya menjadi benar," sengit Jobs yang saat itu masih menjabat sebagai CEO Apple.


"Saya akan menghancurkan Android, karena merupakan produk curian. Saya bersedia ikut dalam perang 'termonuklir' ini," tegas pendiri dan sang legenda Apple itu.


Memang pada akhirnya sampai Jobs wafat, Apple begitu gencar menyeret Android dan mitra pembesut handsetnya ke meja hijau.


Dikutip dari buku yang sama, kepada CEO Google Eric Schmidt dalam sebuah pertemuan di sebuah kafe Palo Alto, California, Jobs pun meluapkan kemarahannya terhadap sistem operasi si robot hijau.


Dengan tegas Jobs berkata pada Schmidt, "Saya tidak menginginginkan uang Anda (Google-red), saya hanya ingin (Anda) berhenti menggunakan ide kami pada Android!"


Waktu pun terus bergulir, Steve Jobs meninggal dunia dengan membawa 'kebencian' yang belum termaafkan. Perseteruan di antara mereka masih terjadi, hingga saling menggugat untuk melarang penjualan.


Sisa-sisa dendam ini dijaga betul oleh Apple. Tapi sayangnya, 'warisan' lain yang terjadi di antaranya, belum dimaksimalkan oleh para penerusnya.


iOS, Frostall & Master Desainer Apple


Panggung konferensi yang digelar Apple di akhir tahun 2012 membuat banyak kejutan, versi iOS 6 yang tanpa sentuhan Jobs coba mendepak Google Maps dan YouTube.


Sialnya, perjudian ini membawa angin buruk bagi Apple. Cibiran sengit terhadap Apple Maps bahkan sampai membuat Scott Frostall mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Senior Vice President iOS software.


Tim Cook, CEO Apple, langsung menunjuk Jonathan Ive untuk mengisi posisi bos iOS tersebut. Harapan kembali merekah, tapi tak sedikit yang menyangsikannya.


Ive memang bukan nama asing di tubuh Apple. Bahkan dia disebut sebagai tangan kanan Steve Jobs saat masih hidup, dan hanya Jobs yang berani memerintahnya.


Si Ksatria Bangsawan dari Inggris itu memang kental dengan Apple, karena selalu sukses memberikan sentuhan ajaib di desain-desain Apple yang minimalis, elegan dan ikonik.


Ive yang mewarisi bakat desain dari sang ayah yang seorang perajin di Inggris, memang penggemar Apple sejak masih kuliah. Maka ketika Jobs kembali ke kantor Cupertino, dia sangat dekat dengan Ive. Jobs sampai menyebutnya sebagai 'penasihat spritual'.


Antara Jobs dan Ive memang tak bisa dipisahkan satu sama lain, mereka saling merekat dan memahami apa yang saling dimaui.


Pertanyaan besar muncul, mampukah Ive mentranformasi ide hardware ke software? Apalagi tanpa Jobs di sisinya.


Maka ketika World Wide Developer Conference 2013 menjadi ajang pengumuman iOS 7, buah karya perdana Ive setelah sebelumnya lebih banyak berkutat dengan desain perangkat keras, apakah akan menuai sukses?


Ketika dahulu Jobs mengecam keras Google karena mencuri ide Apple untuk diimplementasikan ke Android, tampaknya sekarang mulai berbalik. iOS mulai dianggap meniru si Robot Hijau.


Apakah ini akan berlanjut ketika Apple mengumumkan iOS 7? Sebab dari kritikan yang masuk ke OS terbaru ini, akankah juga menjadi paradoks buat Apple?


Nah, untuk membuktikannya detikINET coba memaparkan kesan pertama terhadap iOS 7 ke dalam beberapa bagian. Nantikan ulasan berikutnya.


Artikel terkait:

-. Perubahan Radikal Apple di iOS 7


-. Desain iOS 7 vs Android Jelly Bean, Siapa Lebih Keren?

-. 6 Fitur Jagoan iOS 7

-. 5 Perubahan Besar Desain iOS 7

(tyo/ash)