BlackBerry Masih Distribusikan 100 Ribu Playbook

Jakarta - BlackBerry tercatat masih mendistribusikan 100 ribu unit Playbook meskipun tablet ini dipastikan tidak akan kebagian upgrade OS terbaru dengan platform BlackBerry 10.

Dalam laporan keuangan kuartal pertama tahun fiskal 2014 yang jatuh pada Juni 2013, disebutkan Playbook masih ikut dikapalkan bersama 6,8 juta unit smartphone dalam tiga bulan terakhir.


Pengiriman handset ini bertambah 13% dibanding kuartal sebelumnya, karena didorong perangkat BlackBerry 10 yang terjual sebanyak 2,7 juta unit--meskipun sedikit meleset dari target 3 juta unit.


Tidak disebutkan secara rinci berapa kontribusi pendapatan dari lini tablet ini. Namun yang pasti, pengiriman handset ini turut memberikan kontribusi revenue USD 3,1 miliar atau naik 15% dibandingkan kuartal lalu yang tercatat USD 2,7 juta atau naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya.


"Rincian pendapatan untuk kuartal ini adalah 71% dari penjualan handset, 26%dari services, dan 3% dari aplikasi perangkat lunak dan pendapatan lainnya," demikian dipaparkan BlackBerry dalam laporan keuangan yang diterima detikINET, Kamis (4/7/2013).


BlackBerry juga mencatat, pertumbuhan pendapatan datang dari pasar di Amerika Utara yang tumbuh 30%, Asia Pasifik tumbuh 35%, dan di pasar negara-negara berkembang naik 9%. Sementara di pasar Amerika Latin, revenue BlackBerry drop 6%.


Vendor asal Kanada ini juga mencatat arus kas dari operasional sebesar USD 630 juta, serta kas dan investasi saldo sebesar USD 3,1 miliar. Meski demikian, perusahaan yang dulunya bernama Research in Motion (RIM) ini juga harus menanggung kerugian sebesar USD 84 juta untuk biaya operasional.


"Di kuartal pertama, kami mencurahkan seluruh energi kami untuk fokus peluncuran platform BlackBerry 10 secara global. Kami masih dalam tahap awal memulainya, tapi BlackBerry 10 dan platformBlackBerry Enterprise Service 10 sudah terbukti menjadi solusi komputasi yang sangat aman, fleksibel, dan dinamis," kata Thorsten Heins, President & CEO BlackBerry.


BlackBerry berharap ke depannya penjualan mereka akan terus membaik. Terutama dengan mulai dipasarkannya BlackBerry Q5 untuk negara berkembang. Di Indonesia, Q5 rencananya akan dirilis Agustus mendatang dengan kisaran harga Rp 4,2 juta.


Selain itu, BlackBerry juga berencana untuk menurunkan harga ponsel lawas yang masih menggunakan BB OS 7. Kedua strategi tersebut diperkirakan bakal mampu mendongkrak performa keuangan BlackBerry di 2014.


"Dalam tiga kuartal berikutnya, kami akan meningkatkan investasi kami untuk mendukung peluncuran produk baru dan layanan, dan untuk menunjukkan bahwa BlackBerry telah memantapkan diri sebagai pemain terkemuka di solusi komputasi mobile untuk konsumen ritel dan pelanggan korporasi," pungkas Thorsten.


(rou/ash)