Oracle pun melihat potensi bisnis ini dan coba menggalinya dengan memperkenalkan Oracle Database 12c.
Oracle Database 12c adalah database yang diklaim dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan cloud, menyediakan arsitektur multitenant di atas database platform yang kencang, skalabel, dan aman.
Pengguna yang terhubung dengan cloud yang didukung oleh Oracle Database 12c disebut Oracle akan merasakan kualitas dan performa aplikasi yang lebih tinggi, menghemat waktu dengan ketersediaan arsitektur dan pengelolaan penyimpanan maksimal, serta menyederhanakan konsolidasi database lewat pengelolaan ratusan database sebagai suatu kesatuan.
Oracle Database 12c memperkenalkan arsitektur multi-tenant yang mampu menyederhanakan proses konsolidasi database ke dalam cloud, sehingga pengguna dimungkinkan untuk mengelola banyak database sekaligus tanpa harus mengganti aplikasi mereka.
Oracle Database 12c diotaki oleh prosesor SPARC dan Intel Xeon, serta dilengkapi 500 fitur tambahan dan merupakan hasil dari perkembangan selama bertahun-tahun oleh lebih dari 2500 orang serta 1,2 juta jam pengujian.
"Inovasi-inovasi Oracle Database 12c dikembangkan dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen cloud kami," kata Andrew Mendelsohn, Wakil Presiden Senior Database Server Technologies Oracle.
"Komunitas Pengguna Oracle turut berpartisipasi dalam perkembangan dan pengujian Oracle Database 12c," imbuh Michelle Malcher, Presiden Independent Oracle Users Group (IOUG).
"Kami sangat senang melihat peningkatan sistem pada program ini, dan arsitektur baru ini akan sangat memudahan konsumen untuk menggabungkan database mereka ke dalam cloud," lanjutnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (4/7/2013).
Sementara menurut Carl Olofson, Wakil Presiden Bidang Riset untuk software Manajemen Data dan Integrasi dari IDC, tantangan utama yang berkaitan dengan pengelolaan sentral data adalah biaya yang dibutuhkan, kompleksitasnya.
Ini ditambah dengan penerapan yang tidak fleksibel yang disebabkan oleh banyaknya jumlah database produksi yang beroperasi di konfigurasi server tetap, yang sebagian besar kurang dimanfaatkan.
"Sudah menjadi sifat alamiah sebuah software server database milik perusahaan untuk sulit dipindah-pindahkan atau dipasang ulang, dan mencoba melakukan kedua hal tersebut sekaligus melalui konsolidasi melahirkan lebih banyak lagi tantangan dan kesulitan dalam pengelolaan untuk para administrator database," pungkasnya.
(ash/eno)