Internet yang Jadi Magnet Serangan Cyber

Jakarta - Masalah privasi banyak muncul dalam berita utama tahun 2013, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting mengenai besarnya informasi pribadi yang dibagi dan dikumpulkan setiap harinya dari penyedia layanan dan para profesional ke situs-situs jaringan sosial.

Di bulan Oktober 2013. Symantec menyelidiki salah satu dari kebocoran data pelanggan terbesar di dunia dalam beberapa tahun terakhir. 150 juta identitas terekspos karena kebocoran data ini. Jumlah ini melebihi dua kali lipat data yang terpapar sepanjang tahun 2013, jika dibandingkan dengan jumlah sebelumnya hingga September 2013.


Dari kebocoran data yang dilaporkan sejauh tahun 2013 ini, tiga informasi teratas yang terpapar adalah nama asli, nomor identitas pemerintahan dan tanggal lahir.


Kejahatan cyber juga muncul di berita utama tahun 2013 dan akan terus jadi masalah bagi konsumer dan perusahaan -- baik perusahaan besar maupun kecil.


Baik itu ransomware, kejahatan cyber mobile, app cam, eksploitasi jaringan sosial ceruk, mata-mata perusahaan atau pindah dari ancaman cyber masal ke serangan yang lebih canggih dan terarah, tidak ada keraguan bahwa kejahatan cyber akan terus jadi masalah yang harus diwaspadai oleh konsumer dan perusahaan.


Berlanjut ke tahun yang baru, kita akan melihat serangan-serangan cyber ini semakin sulit untuk ditangani, lebih agresif dan lebih profesional seiring waktu.


Sekali penjahat melihat bahwa mereka bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dari pemerasan jenis ini, kita mungkin akan melihatnya dalam bentuk-bentuk lain, seperti malware yang mengancam untuk dan benar-benar menghapus isi hardisk Anda. Ini adalah kasus serangan Shamoon yang terjadi Agustus 2013 dan menghapus data dari komputer yang terinfeksi.Next


(ash/ash)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!