Cabut dari AS, Huawei Kantungi Rp 470 Triliun

Jakarta - Keluarnya Huawei dari bisnis telekomunikasi di Amerika Serikat ternyata tak berpengaruh banyak terhadap kinerja perusahaan asal China tersebut. Di sepanjang 2013, si kipas merah justru membukukan pendapatan Rp 470 triliun lebih.

Pendapatan yang berhasil diraih Huawei memang belum final karena belum tutup buku. Namun dari catatan kinerjanya selama setahun terakhir, pendapatan yang diraih bisa mencapai USD 38,5 miliar atau naik 10% dibandingkan 2012.


Chairman dan Acting CEO Huawei Eric Xu mengungkapkan, divisi mobile diperkirakan memberikan kontribusi pendapatan sekitar USD 9 miliar dengan total pengiriman smartphone sekitar 50 juta unit.


"Kami juga memiliki penjualan komputer tablet naik dua kali lipat selama 2013. Kenaikan juga terjadi di perangkat untuk LTE dan pengembangan bisnis Over The Top (OTT),” ungkapnya seperti detikINET kutip dari Cellular News, Sabtu (4/1/2014).


Huawei sejak awal Desember 2013 lalu meneguhkan niatnya untuk hengkang dari negeri Paman Sam karena lelah terus menerus dituding sebagai mata-mata. Dalam sebuah wawancara, CEO Huawei sebelumnya Ren Zhengfei, mengaku muak dengan perlakuan AS.


Selama bertahun-tahun, Huawei dilabeli AS sebagai proxy alias wakil militer dan intelijen China. Ren mengatakan tak akan lagi berusaha membuka kesempatan bisnis di AS.


"Jika Huawei berada di tengah-tengah hubungan China dengan AS, dan bermasalah, itu tidak sepadan bagi kami. Itu sebabnya kami memutuskan keluar dari pasar AS," tegas Ren waktu itu.Next


(rou/fyk)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!