Big Data bakal Sesaki 2013




Ilustrasi (Ist.)


Jakarta - Perkembangan teknologi informasi yang tumbuh dengan cepat dengan sendirinya menuntut jumlah data semakin besar. Tentunya demi mengakomodir pertumbuhan kebutuhan data yang semakin meningkat tersebut dibutuhkan storage yang reliable dan fleksibel.

Dikatakan fleksibel karena selain wajib memiliki kinerja yang cepat, sebuah storage yang menangani jumlah data besar yang kerap meningkat juga harus memiliki kemampuan peningkatan kapasitas secara horisontal.


Selain itu tentunya kemampuan manajeman data yang mumpuni juga wajib dimiliki guna mengefisienkan jumlah data yang masuk melalui kemampuan deduplikasi dan kompresi.


Prediksi tren 2013 sendiri diprediksi bakal dihadapkan pada gelontoran Big Data. Fenomena ini tentunya wajib diantisipasi oleh perusahaan melalui pemilihan storage yang sesuai kebutuhan, namun dengan tetap memiliki kemampuan peningkatan kapasitas yang kompatibel dengan arsitektur yang digunakan.


Menurut Adi Rusli selaku Country Manager EMC Indonesia, selain pemilihan storage yang sesuai kebutuhan, kemampuan data analytical juga wajib dimiliki guna efiesiensi data.


"Big data kebanyakan didominasi oleh structured data seperti database dan unstructured data seperti data umum milik user seperti word, excel, hingga MP3. Biasanya terjadi duplikasi data sehingga membuat jumlah data semakin besar, itu sebabnya dibutuhkan data analytical guna efisiensi data," lanjutnya.


Selain Big Data, aplikasi teknologi cloud adalah salah satu yang bakal menjadi tren di tahun 2013. Selain membutuhkan biaya yang lebih rendah karena tidak perlu membangun sebuah datacenter, alasan pemilihan teknologi cloud oleh sebuah perusahaan juga bertujuan untuk menghindarkan dari kemungkinan terjadinya bencana.


Kebanyakan penyedia layanan cloud pasti menawarkan kemampuan disaster recovery pada layanannya. Namun menurut Adi, kemampuan disaster recovery tetap mengharuskan penggunanya menghentikan proses pekerjaannya sebelum akhirnya datanya selesai di recovery. Sehingga diperlukan adanya apa yang disebut disaster prevention.


"Meski tidak sepenuhnya berjalan, disaster prevention memungkinkan pengguna tetap dapat melakukan pekerjaannya setelah dilanda bencana," tukas Adi.


"Hingga saat ini, baru EMC yang memiliki metodologi disaster prevention," klaimnya.


( ash / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!