Jakarta - Produsen kosmetik sekelas Revlon sudah pasti memiliki infrastuktur TI yang besar dan rumit. Nah, konon NetApp berhasil menyederhanakan operasional tersebut menjadi lebih efisien.
Revlon memproduksi dan mendistribusikan jutaan produk kecantikan tiap tahunnya ke lebih dari 100 negara di enam benua, yang sudah pasti menciptakan kerumitan bisnis dan jumlah data yang luar biasa besar.
Tantangan ini membatasi infrastruktur TI sebelumnya, sehingga Revlon mendekati NetApp untuk mengubah sistem TI yang kompleks menjadi sederhana.
Bersama NetApp, Revlon berhasil melakukan implementasi sebuah infrastruktur cloud private untuk mengakomodir kebutuhan mereka. Selain itu big data sebesar 3,6 PB bisa diubah dari beban menjadi pendorong bisnis.
"Ketika kami mulai transformasi TI kami di tahun 2006, filosofi keseluruhan kami adalah untuk menyederhanakan. Penyederhanaan memungkinkan kecepatan beradaptasi, dan kecepatan adalah keunggulan dalam persaingan," kata David Giambruno, Senior Vice President dan CIO, Revlon, dalam keterangan yang diterima detikINET, Sabtu (9/3/2013).
Sederhana versi Revlon adalah dengan membuat infrastuktur berbasis komputasi awan agar bisa mengubah data menjadi informasi yang akurat dan cepat. Total ada 97% komputasi Revlon yang dijalankan di 'awan'.
Dengan sistem tersebut cloud private Revlon menjalankan lebih dari 500 aplikasi dalam sebuah lingkungan virtual, yang mendukung lebih dari 15.000 perpindahan aplikasi otomatis tiap bulannya.
Selain perubahan terhadap infrastuktur, Revlon saat ini sedang mengevaluasi NetApp Flash AccelTM untuk meningkatkan efisiensi kinerja. Hal ini dipercaya juga memungkinkan perusahaan untuk menghindari investasi hardware yang signifikan dan sekaligus bisa melakukan implementasi platform ERP global baru di cloud internalnya.
( eno / eno )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!