Telkom Kandas di Tender Seluler Myanmar

Yangoon - Telkom kandas tereliminir saat akan memasuki ronde terakhir. BUMN telekomunikasi dari Indonesia ini tak berhasil menembus daftar 12 peserta yang lolos ke babak evaluasi untuk memperebutkan lisensi seluler di Myanmar.

Seperti detikINET kutip dari Wall Street Journal, Jumat (12/4/2013), keduabelas peserta yang diumumkan Kementrian komunikasi, Pos, dan Telekomunikasi Myanmar dalam shortlist bidder-nya adalah sebagai berikut:


1. Konsorsium Bharti Airtel

2. Konsorsium Vodafone dan China Mobile

3. Telenor

4. SingTel

5. Axiata

6. Konsorsium MTN

7. Bermuda Digicel

8. France Telecom

9. Qatar Telecommunications

10. Millicom International

11. Viettel Group

12. KDDI Corporation


Dari 91 proposal awal yang masuk ke komite seleksi, Telkom yang sempat menggandeng operator lokal Myanmar Telecom, masih mampu melaju hingga babak prakualifikasi tahap pertama yang meloloskan 23 peserta.


Namun sayangnya, Telkom kandas tereliminasi ketika masuk ke babak evaluasi. Nama besar Telkom di Indonesia ternyata belum mampu berbicara banyak di kancah internasional jika dibandingkan nama-nama besar yang kita kenal, seperti SingTel, Axiata, dan Qatar Telecom.


Tahapan selanjutnya dari proses memperebutkan dua lisensi seluler di Myanmar adalah pada 29 April 2013 nanti Aanwijzing dan pengumuman pemenang akan dilakukan pada 27 Juni 2013.


Saat ini di Myanmar cuma ada dua penyedia lokal untuk akses telekomunikasi dan internet, yakni perusahaan BUMN Myanmar Post and Telecommunications (MPT) yang berbasis 2G dan 3G, dan Yatanarpon Teleport sebagai Internet service provider (ISP).


Nilai pasar seluler di Myanmar diperkirakan mencapai USD 23 miliar atau setara Rp 223,3 triliun. Tingginya nilai pasar karena masih rendahnya penetrasi dan sedikitnya pemain. Harga satu unit kartu perdananya saja (SIM Card) masih luar biasa mahal, bisa mencapai Rp 2 juta.


Telkom sebelumnya telah menyiapkan dana khusus jika keluar sebagai pemenang, sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 9,7 triliun setiap tahunnya selama 2 tahun. Namun sayangnya induk Telkomsel dan Flexi ini tak berhasil menembus Myanmar.


Banyak pihak yang menyayangkan, kabar kurang menggembirakan ini hadir menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom yang akan berlangsung 19 April nanti.


(rou/rou)