Menariknya, seperti dilansir Times of India, Rabu (10/4/2013), mesin pencarian ini akan menjadi portal untuk mengakses ke 1,7 juta arsip rahasia diplomatik Amerika Serikat (AS).
Dinamakan PLUS D yang merupakan singkatan dari The Public Library of United States Diplomacy, mesin pencarian ini menyediakan dokumen, antara lain sekitar 250 ribu arsip pemerintahan AS yang bocor ke publik saat 'huru-hara' Cablegate pada 2010 silam.
Sumber lain yang dikutip dari media Australia, News.com.au menyebutkan, lebih dari 251 ribu dokumen tersebut, terkait dengan event atau komunikasi yang terjadi antara tahun 2003-2010.
Julian mengonfirmasikan bahwa dokumen pemerintah AS termasuk dalam PLUS D. Dokumen ini menurutnya telah dibuka untuk publik dan banyak informasi di dalamnya kini sudah tersedia di US National Archives and Record Agency.
Assange mengatakan, mesin pencarian ini sengaja dibuat agar pencarian ke dokumen-dokumen tersebut lebih mudah dan efisien. Sementara itu, sejumlah aktivis Australia menyebutkan, Plus D akan memudahkan para jurnalis mencari informasi untuk investigasi.
"Dengan menggunakan algoritma pencarian yang 'menyaingi' Google, akan mudah bagi user menemukan dokumen yang mereka cari," ujar salah satu aktivis.
Beralamat di http://wikileaks.org/plusd/ mesin pencarian ini sudah dapat diakses. Untuk mencari sebuah dokumen, Plus D menyediakan banyak opsi pencarian. Tampilannya memang sedikit ribet, tak sesederhana Google. Namun ini dimaksudkan Julian agar pencarian yang dilakukan bisa sangat spesifik.
(rns/ash)