Gagal Migrasi 3G, Axis Tekor Rp 30 Miliar

Jakarta - Langkah Axis Telekom Indonesia untuk kembali ke blok kanal sebelumnya pasca kegagalan migrasi 3G di 2,1 GHz ternyata harus dibayar mahal. Sang operator seluler harus menanggung kerugian hampir Rp 30 miliar.

Demikian diungkap Rodrigo Araujo, GM Technology Planning Axis. Disebutkan olehnya, biaya total yang harus dikeluarkan perusahaannya untuk migrasi 3.803 Node B atau BTS 3G sebesar USD 5 juta atau sekitar Rp 51,5 miliar.


Dengan kegagalan migrasi 58% atau 1.935 BTS yang harus dikembalikan Axis ke blok kanal sebelumnya, sang operator memperkirakan akan kena charge tambahan dari vendor jaringan Huawei dan Ericsson sebesar USD 2,9 juta lagi atau hampir Rp 30 miliar.


"Ya, kurang lebih segitu kami harus menanggung biaya tambahan. Karena yang dihitung per site, untuk tiap BTS 3G yang kami roll back," jelas Rodrigo di Hotel JW Marriot, Jakarta, tadi malam, Rabu (24/7/2013).


Tercatat, dari 1.935 BTS yang mengalami gangguan saat migrasi dari blok 2 dan 3 ke blok 11 dan 12, terdapat di wilayah Jabodetabek dan Banten (843 BTS), Jawa Barat (342 BTS), Jawa Timur (413 BTS), Jawa Tengah dan Yogyakarta (252 BTS), Bali dan Nusa Tenggara Barat (85 BTS).


Axis mengaku terpaksa untuk kembali menggunakan blok lama di wilayah tersebut karena menerima 2.500 keluhan yang masuk ke kontak layanan pelanggan, atau sekitar 1,5 keluhan per menit. Kegagalan migrasi 3G ini dikarenakan interferensi sinyal dengan PCS 1900 Smart Telecom.


(rou/rou)