"Pejabat BlackBerry Indonesia dan Kanada sudah mendatangi kami menjelaskan kejadian tumbangnya jaringan belum lama ini," ungkap Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto kepada detikINET, Selasa (23/7/2013).
"Kami minta itu menjadi kejadian yang terakhir, dimana pelanggan seperti mencari tahu sendiri masalah yang dihadapinya," tegas Gatot lebih lanjut.
Sama halnya dengan pemaparan kepada media, pihak BlackBerry juga menjelaskan hal yang sama kepada pihak Kominfo. Dijelaskan, tumbangnya jaringan BlackBerry Internet Service (BIS) dikarenakan ada konfigurasi yang salah dan komponen yang gagal saat BlackBerry melakukan upgrade system untuk maintenance jaringan.
Dalam proses upgrade jaringan BlackBerry ini terjadi salah konfigurasi sehingga sistem tidak berjalan dengan baik. "Dan ini hanya terjadi di Indonesia," kata Maspiyono Handoyo, Managing Director BlackBerry Indonesia, pekan lalu.
Gatot pun menegaskan, pihaknya tidak akan memberi toleransi lagi jika hal semacam ini kembali terulang. "Kami minta jelang Lebaran nanti tidak ada dulu upgrade jaringan karena masyarakat sudah terbiasa berkirim pesan ucapan selamat Lebaran melalui BBM (BlackBerry Messenger). Ini kami wanti-wanti, karena kalau tumbang lagi, kita akan serius terkait sanksi," tegasnya.
BlackBerry ketika mengunjungi Kominfo diwakili oleh dua orang Director Government Relations-nya, Jason Saunderson selaku representasi Asia Pasifik dan Kusuma Lienandjaja yang mewakili Indonesia. "Kami akan lebih intens berkomunikasi dan memberitahu lebih cepat setiap masalah di masa depan ke pemerintah nantinya," kata Kusuma.
Saat ini BlackBerry memiliki sekitar 80 juta pelanggan di seluruh dunia, dimana 15 juta di antaranya datang dari Indonesia. Di Indonesia, BlackBerry bermitra dengan tiga distributor resmi, yakni PT Teletama Artha Mandiri (TAM), PT Comtech Selular (Comtech), dan PT Surya Citra Multimedia (SCM).
Melalui kemitraan ini telah dibangun 56 lokasi BlackBerry Expert Center di beberapa kota besar di Indonesia. Sementara operator yang menjadi mitranya di antaranya Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia, Axis Telekom Indonesia, dan Smartfren Telecom.
BlackBerry sendiri tengah mengalami tekanan kinerja keuangan sehingga terpaksa menutup sekitar 14 pabriknya, termasuk di Malaysia. Saat ini pabrik BlackBerry tersisa di Taiwan, Mexico, dan Hungaria.
(rou/ash)