Dunia Punya Interpol Cybercrime di Singapura

Jakarta - Vendor keamanan diharapkan terus meningkatkan kerjasama dengan penegak hukum. Kaspersky mengatakan, perusahaannya akan bekerja sama dalam mengembangkan divisi cyber security Interpol.

Nantinya vendor keamanan akan menyediakan teknologi dan kemampuan analisis dari ancaman yang kompleks bagi Interpol. Fasilitas yang berbasis di Singapura ini akan dibuka tahun depan dan diharapkan dapat memberi Interpol bantuan dalam menangani masalah kejahatan di dunia maya.


"Ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme sangat baik dalam mencakup cyber spionage atau lebih buruk lagi dalam penggunaan cyber weapons," ujar pendiri dan CEO Kaspersky Eugene Kaspersky, kepada sejumlah media, termasuk detikINET, di kantor pusatnya, Moskow, Rusia.


Dia mengingatkan, betapa bahaya serangan Stuxnet pada tahun 2010 yang sukses melumpuhkan program pengayaan uranium Iran dan berimbas ke beberapa sistem kontrol sistem industri global.


Eugene Kaspersky mengatakan, interpol cybersecurity ini memiliki kekuatan investigasi hukum di 19 negara. Sementara itu, lebih dari 20 petugas akan dilatih investigasi cybersecurity.


"Mereka telah menerima pembekalan tentang kejahatan tradisional dan sekarang mereka ingin memperhatikan cybercrime juga, dan kami ingin membantu dengan itu," kata Kaspersky.


"Kami akan memiliki beberapa insinyur dan pakar keamanan didelegasikan ke Singapura," tandasnya.


(tyo/ash)