"Tren-tren imaging baru meningkatkan kualitas gambar. Semua ini akan men-drive kebutuhan akan memori. SanDisk pun terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan semacam ini," kata Country Manager SanDisk Indonesia Idris Efendi, di perayaan ke-25 inovasi SanDisk di Hotel JW Mariott, Jakarta.
Tiga tren itu disebutkan Idris yakni pertumbuhan kamera high-end yang semakin pesat, adanya peningkatan dalam kamera full-frame dan terakhir semakin banyak kamera hadir dengan resolusi dan megapiksel lebih tinggi.
Untuk kebutuhan memori imaging yang bervariasi, SanDisk pun merekomendasikan ragam kartu memori berdasarkan segmentasi produk imaging. Mulai dari SanDisk standar untuk penggunaan sehari-hari, SanDisk Ultra yang kinerjanya ditingkatkan, SanDisk Extreme dengan kinerja terdepan untuk kamera DSLR resolusi tinggi, hingga SanDisk Extreme Pro untuk kinerja imaging tertinggi.
Meski tidak menyebutkan pangsa pasarnya di Indonesia, Idris mengklaim kartu memori SanDisk mendominasi. Menurutnya, produk SanDisk sangat mudah ditemui di banyak kamera.
Hal yang sama juga menurutnya berlaku untuk produk microSD. Hampir semua ponsel perangkat mobile seperti ponsel dan tablet kebanyakan menggunakan microSD SanDisk.
Idris juga sempat menyinggung bahwa smartphone kini menjadi kamera utama. Mengikuti tren imaging, kamera di smartphone semakin lama semakin canggih dengan resolusi yang semakin tinggi.
"Ponsel cerdas tumbuh, ini menjadi pasar yang sangat potensial. Pertumbuhan ponsel terjadi di hampir semua negara termasuk Indonesia. Melihat potensi ini SanDisk memperkenalkan produk yang lebih canggih tercepat untuk kapasitas 64 GB," kata Idris.
(rns/ash)