Produsen yang telah mengadopsinya adalah Samsung lewat Exynos 5 yang dibenamkannya pada smartphone flagship terbarunya Galaxy S4. Namun apa tanggapan Qualcomm yang merupakan produsen chip prosesor mobile berkinerja tertinggi saat ini?
Dalam sebuah eksklusif interview yang dilakukan detikINET, Michelle Leyden-Li selaku Direktur Senior Qualcomm memaparkan bahwa hingga saat ini Qualcomm masih belum terpikir untuk mengadopsi teknologi ARM Big.LITLE dalam seri Snapdragon.
Alasannya, manajeman daya yang dimiliki Snapdragon 800 diklaim telah mampu menghadirkan efisiensi daya yang jauh lebih baik bagi smartphone.
"Meski Snapdragon 800 dibekali kecepatan clock tinggi, manajeman daya yang dimilikinya dipastikan mampu menghadirkan efisiensi daya terbaik bagi smartphone," papar Michelle.
"Kemampuannya menyesuaikan kinerja prosesor saat menjalankan aplikasi berat seperti game ataupun ringan seperti mendengarkan musik, membuat baterai dapat bertahan jauh lebih lama," lanjutnya, di sela workshop Snapdragon 800 di Ritz Carlton, Beijing.
Seperti diketahui, Teknologi ARM Big.LITLE memang didesain untuk memberikan efisiensi daya yang lebih baik lewat dua jenis prosesor yang tertanam dalam satu chip.
Sementara salah satu prosesor yang berjenis Cortex-A15 disiapkan untuk menangani tugas berat, Cortex-A7 yang lebih hemat daya disiapkan untuk menangani tugas ringan.
(yud/ash)