Wahyudi. (asj/detikINET)
Demikian dikatakan Wahyudi, pendiri Coding (Indonesia) dalam acara #WeSpeakCode yang diadakan di @america Pacific Place, Jakarta. Menurutnya, porsi terbesar justru ada di cara berpikir. "Mengetik kode itu porsinya cuma 30%, dan 70% lainnya ada di cara berpikir," ujarnya.
Wahyudi menganalogikan coding ini sebagai bagian kehidupan, seperti menemukan penyelesaian untuk sebuah masalah. "Ya seperti saya lapar, maka saya makan," jelas Wahyudi.
Alhasil, bagi mereka yang ingin belajar coding sejatinya tak perlu memusingkan bahasa pemrograman yang akan dipelajari. Karena inti dari coding tetap berada di cara berpikir.
"Seperti ini, kalau cara pikirnya sudah benar, soal bahasa pemrogramannya bisa lihat di 'kamus'," ujarnya.
Ia juga menyatakan bahwa belajar coding sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Sebab anak kecil yang sudah bisa memainkan perangkat tablet, seperti iPad, seharusnya sudah bisa mulai diajarkan menulis kode. "Sama seperti kita sudah bisa baca, berarti sudah harus bisa nulis," tutup Wahyudi.
(asj/ash)