Aplikasi ini dibuat oleh Prasetyo Andy W beserta dua rekannya untuk mendorong open data dan transparansi. Diharapkan, lewat aplikasi APBD, masyarakat bisa mengakses data atau informasi publik yang dibutuhkan.
APBD dipilih oleh dewan juri sebagai pemenang pertama karena berhasil menggunakan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014 dan menyuguhkan desain interface yang menarik dan mudah dipahami.
“Aplikasi APBD ini juga menyediakan fitur bagi masyarakat untuk mengawasi penggunaan anggaran dan melaporkannya apabila ditemukan penyimpangan atau kejanggalan,” tambah Prasetyo.
Betti Alisyahbana, Ketua Asosiasi Open Source Indonesia (AOSI) yang menjadi salah satu anggota dewan juri, memuji ide-ide kreatif yang dihasilkan dari para anak muda pengembang aplikasi yang turut dalam #HACKJAK ini. “Saya senang sekali bisa menjadi tim juri dalam acara ini. Saya melihat sejumlah ide dan aplikasi yang hasil ciptaan generasi muda melalui kegiatan ini, “ujar Betti.
Dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dalam acara #HACKJAK ini memang dirasakan sebagai suatu terobosan tersendiri. “Kami mikirnya, apa iya pemerintah akan membuka datanya untuk dikompetisikan aplikasinya. Dan ternyata, pemerintah merespons acara ini dengan baik,” ujar Prasetyo.
Ia menambahkan, tantangan yang paling terasa dalam kegiatan ini adalah pada kualitas data yang disediakan. Dalam kompetisi ini, Pemprov DKI menyediakan dua data, yaitu data APBD 2014 dan data trayek angkutan umum DKI Jakarta.Next
(ash/fyk)