Nah, penulis -- yang juga seorang tunanetra -- telah memilihkan beberapa tablet yang dapat dipakai oleh tunanetra, dengan memperhitungkan kebutuhan, harga, dan kemudahan penggunaannya!
Saat ini, tablet yang mengusung OS Jelly Bean telah banyak beredar. Di satu sisi, ini menguntungkan tunanetra karena mereka kini memiliki banyak pilihan dalam membeli tablet. Tunanetra pun dapat menikmati berbagai fitur Android dengan membeli tablet yang murah meriah.
Namun di sisi lain, keberagaman tablet juga dapat membingungkan, karena kustomisasi yang dilakukan secara bebas oleh pembesut tablet dapat mematikan fungsi perangkat lunak bawaan yang seharusnya dapat membantu tunanetra. Akibatnya, tunanetra bisa mengalami salah beli dan tabletnya tak dapat digunakan dengan maksimal.
Kenapa harus Jelly Bean? Karena versi terbaru Android ini telah membawa berbagai fitur yang cukup lengkap bagi tunanetra.
Pembaca layar yang baik kinerja serta bagus suaranya, dukungan terhadap penggunaan perangkat Braille, serta shortcut khusus yang didesain untuk kemudahan penggunaan. Ssemuanya itu tidak terdapat pada versi di bawahnya.
Penulis telah melakukan percobaan pada beberapa tablet Android OS Jelly Bean di pasaran, dan berhasil memilih empat produk yang cukup baik. Seleksi ini berdasar harga dan kualitasnya, yang diukur dari sudut pandang pengguna tunanetra.
Sebenarnya asalkan tablet yang ingin dibeli sudah memakai OS Jelly Bean, kemungkinan tablet tersebut sudah dapat digunakan oleh tunanetra. Nah, pilihan yang penulis berikan ini bertujuan untuk memudahkan saja, sekaligus menjamin calon pembeli bahwa tablet yang dibelinya dapat digunakan dengan baik.
Untuk mengaktifkan fitur aksesibilitas, masuklah ke Pengaturan/Settings, lalu Aksesibilitas/Accessibility, dan aktifkan Talkback.
1. Asus MemoPad
Bagi tunanetra yang baru beralih ke Android dan ingin belajar, tablet ini sangat penulis rekomendasikan. Harganya yang cukup murah, berkisar 1,2 juta di pasaran, dijamin tidak membuat kantong bolong.
Memang, tablet ini memiliki spesifikasi paling minim. Prosesor Via yang diusungnya hanya single core, berjalan di kecepatan 1 GHz. Tablet ini pun tidak dilengkapi bluetooth. Meski demikian, RAM 1 GB dan ruang penyimpanan sebesar 8 GB dapat mengimbangi kelemahan tersebut.
Yang menarik, Asus MemoPad mendukung fitur OTG. Ini memungkinkan tablet terkoneksi dengan perangkat eksternal via kabel OTG yang disertakan. Jadi, kalau tunanetra memiliki keyboard USB atau keyboard wireless, perangkat tersebut dapat disambungkan dengan Asus MemoPad, dan proses pengetikan pun dapat dilakukan dengan lebih nyaman.
Bagi tunanetra yang sudah mahir dan membutuhkan performa tinggi, penulis tidak menyarankan tablet ini. Bila pengoperasiannya dilakukan terlalu cepat, terkadang pembaca layarnya 'tersedak' karena minimnya dukungan prosesor dan RAM. Tapi kalau pengoperasiannya santai, tidak ada masalah.
2. Acer Iconia B1
Tablet ini memiliki spesifikasi yang sedikit lebih tinggi dibanding Asus MemoPad. Asyiknya, koneksi via bluetooth telah tersedia! Jadi, selain bisa dipakai untuk mendengarkan musik dengan earphone bluetooth, keyboard bluetooth pun dapat digunakan untuk mengetik.
Kelebihan Acer Iconia B1 yang lain ada pada tampilannya. Nyaris tidak ada perubahan yang dilakukan Acer pada antarmuka tablet ini, sehingga pembaca layar Talkback dapat membaca semua elemen yang tampil di layar.
Kekurangan tablet seharga Rp 1,5 juta ini ada pada RAM. Acer hanya menyematkan RAM sebesar 512 MB, jadi kemungkinan tunanetra tak dapat membuka terlalu banyak aplikasi.
3. Asus Phone Pad
Awas, jangan terbalik ya? Maksudnya, Asus juga merilis produk dengan nama mirip yaitu Asus Pad Phone, tapi ini untuk kelas premium dan harganya tentu saja berbeda jauh!
Penulis memilihkan tablet ini bagi tunanetra yang menginginkan dukungan data seluler pada tabletnya. Ya, karena tablet yang mengusung prosesor baru dari Intel ini memiliki slot untuk Sim Card, sehingga bisa juga dipakai untuk telepon, SMS, atau berinternet menggunakan paket data.
Kinerja tablet ini juga bisa penulis kategorikan sebagai mid-range (bagi tunanetra). Pasalnya, seluruh aktivitas dapat dilakukan tanpa tersendat. Selain itu, kualitas microphone yang disediakan juga sudah cukup baik, terutama jika digunakan untuk merekam dengan software perekam suara.
Memang, harganya agak sedikit lebih tinggi, berkisar 2,6 juta. Sebenarnya tersedia juga beberapa tablet Jelly Bean murah yang mendukung seluler, seperti Tabulet Beat Duos S atau Smartfriend Andromax. Hanya saja, penulis telah mencoba dan ternyata kurang nyaman digunakan.
4. Nexus 7
Untuk tablet yang satu ini tak perlu diragukan lagi kemampuan dan kualitasnya. Nexus 7 cocok bagi tunanetra yang menginginkan performa tinggi dan dukungan penuh terhadap fitur aksesibilitas pada tabletnya.
Dalam pengujian yang penulis lakukan, Nexus 7 adalah tablet yang memiliki kinerja paling mulus jika disandingkan dengan pembaca layar Talkback. Layar sentuhnya sangat responsif dan tidak ada macet-macet saat Talkback beroperasi. Apalagi jika OS-nya sudah di-upgrade ke Jelly Bean versi 4.2.2.
Ini semua dijamin oleh prosesor Quad Core dan RAM sebesar 1 GB yang dibenamkan di dalamnya, sehingga pembaca layar Talkback dapat bekerja dengan optimal.
Selain itu, versinya yang paling mutakhir sudah memiliki ruang penyimpanan sebesar 32 GB, lebih dari cukup bagi tunanetra yang notabene lebih mementingkan file audio ketimbang video.
Nah, Nexus 7 ini penulis sarankan untuk pengguna tunanetra yang tak bermasalah dengan koceknya. Versi 32 GB non seluler dapat dibawa pulang dengan harga berkisar 3,2 juta, dan versi selulernya dapat ditebus seharga Rp 3,8 juta.
Tentang Penulis: Eko Ramaditya Adikara adalah blogger tunanetra. Blognya bisa dibaca di http://ramaditya.com/. Jika ada di antara pembaca yang ingin berkonsultasi, silakan kontak penulis melalui akun Twitter @ramadityaknight. Pembaca juga dapat mengakses channel Youtube penulis yang berisi demo berbagai perangkat untuk tunanetra di www.youtube.com/ramadityaskywalker. |
(ash/ash)