Menurut Mochamad Rus’an selaku Kepala BBPPT, selama setahun berjalan, ada sekitar 3.500 sampai 3.600 perangkat yang diuji oleh lembaga yang dipimpinnya. Jenisnya beragam mulai dari produk konsumer seperti ponsel, laptop, dan yang lainnya, hingga perangkat telekomunikasi khusus seperti antena, BTS, dan sejenisnya.
Tapi meski banyak ragam perangkat yang diuji, ponsel jadi perangkat telekomunikasi yang paling mendominasi diajukan pengujiannya di BBPPT.
“Jadi 60% perangkat yang diuji oleh BBPPT tiap tahunnya itu didominasi oleh perangkat telepon genggam,” ujar Rus’an kepada detikINET di kantor BBPPT, Bintara, Bekasi, Rabu (18/3/2015).
Rus’an lantas menyebut sejumlah merek ternama, seperti misalnya Samsung dan juga Apple yang langganan jadi salah satu dari banyak vendor yang mengajukan perangkat buatannya untuk diuji di BBPPT.
Namun yang menarik, meski dipaket dalam satu perangkat yakni sebuah ponsel, ternyata dalam satu perangkat tersebut ada banyak komponen yang harus melalui pengujian. Tapi memang hanya fokus di komponen yang terkait telekomunikasi.
Adapun yang kena pengujian adalah komponen radio telekomunikasi yang menangani sambungan GSM, WCDMA, dan yang lainnya, kemudian WiFi, dan juga Bluetooth karena terkait penggunaan frekuensi. Bahkan NFC juga termasuk bagian ponsel yang wajib dicek.
“Tiap-tiap komponen komunikasi itu ada biayanya masing-masing seperti yang telah tercantum di PP No. 7 Tahun 2009 Tentang PNPB dari Kemenkeu. Nanti daftar biaya yang harus dibayarkan bakal tercetak di berkas SP2, tinggal langsung dibayarkan ke bank yang ditunjuk BBPPT,” pungkas Rus’an.
(yud/ash)