Pekan ini Google merilis panduan bagi para developer software yang ingin membuat aplikasi untuk Google Glass. Dengan demikian, Google menjadi sangat selektif seperti Apple dalam menentukan aplikasi yang akan digunakan di perangkatnya.
Dilansir New York Times, Kamis (17/4/2013), Google perlu memastikan agar bisa mengontrol jenis aplikasi yang dibangun para developer. Sejumlah analis menyebutkan, ini lebih dikarenakan Google ingin secara perlahan memperkenalkan teknologi ini ke publik dan mengatasi isu privasi yang dikahwatirkan banyak orang.
"Developer sangat penting dalam masa depan Google Glass, dan kami berkomitmen membangun ekosistem software yang berkembang untuk mereka dan pengguna Google Glass," kata juru bicara Google, Jay Nancarrow.
Sebagai permulaan, developer tidak bisa menjual iklan di aplikasi, mengumpulkan data pengguna untuk kepentingan iklan, maupun berbagi data dengan pengiklan. Mereka juga tidak bisa membenani biaya kepada pengguna untuk membeli aplikasi atau benda virtual di dalam layanan mereka.
Sejumlah analis menilai, Google harus pintar melobi developer mengenai keputusannya yang satu ini. Pasalnya, banyak developer yang sebenarnya menginginkan bisa beriklan dan menjual aplikasi.
Analis dari Forrester Sarah Rotman Epps yang mempelajari perangkat yang digunakan di badan menyebutkan, Google cukup pintar dengan membatasi iklan di langkah awal.
"Apa yang kita temukan adalah, semakin intim si pengguna dengan perangkat, maka akan semakin banyak iklan mengganggu yang diterimanya," ujarnya.
Kabar baiknya, dia menyebutkan ada banyak konsumen yang ingin bisa berinteraksi dengan brand di Google Glass. Dengan catatan, cara penyajian iklan tersebut menarik.
(rns/rns)