Piranti tersebut dipakai di piranti imaging konsumer dan professional, seperti smartphone, kamera pengawas dan proyektor. Dikutip detikINET dari Rappler, Rabu (17/7/2013), perusahaan Jepang ini berinvestasi sebesar P990 di fasilitas yang berlokasi di Laguna tersebut sebagai respon terhadap permintaan optical lens yang terus meningkat.
Proses produksi dari mulai polishing, coating, dan proses lainnya dalam assembly lensa optik dilakukan di sana. Dengan 100 karyawan, pihak perusahaan mengharapkan mampu memproduksi 2 juta lensa di tahun pertamanya. Di tahun 2015, target ini dinaikkan menjadi 18 juta unit lensa dengan jumlah pekerja yang digenjot menjadi 600 orang.
Dari semuanya itu, 30% akan dieskpor ke konsumen perusahaan sedang 70%-nya dikapalkan ke Jepang dan China. Fujifilm sendiri telah menjual film fotografi ke Filipina sejak 1974 melalui jaringan distributor. Seiring dengan anjloknya permintaan, perusahaan pun mengalihkan fokus bisnis ke piranti optik dan electronic imaging.
Ada sejumlah alasan kenapa Fujifilm memilih Filipina sebagai lokasi pendirian fasilitas tersebut. Fujifilm Corp President and COO Shigero Nakajima mengatakan, Filipina dipilih karena dikenalnya tenaga kerja di sana yang memiliki kelakuan baik.
"Warga Filipina itu pekerja keras. Tingkat turnovernya sangat rendah dibanding negara lain," ujar Shigero. "Pemerintah juga menyediakan insentif pajak yang bagus," tambahnya.
(sha/ash)