Menurut Aswil Nazir, Managing Director CA Technologies Indonesia, infrastruktur TI tidak seharusnya hanya menjadi nice to have atau sekadar ada bagi perusahaan. Namun benar-benar harus dioptimalkan.
"TI jangan hanya sekadar nice to have, tapi menjadi sebuah competitive advantage bagi perusahaan. Bisnis mau sukses tapi TI dilupakan, ide seperti ini yang seharusnya dilupakan," kata Aswil.
Indonesia sebenarnya punya potensi besar dalam dunia TI. Misalnya banyaknya pengguna media sosial seperti Facebook dan Twiter, serta pengguna internet diprediksi melonjak menjadi 167 juta pada tahun 2016.
Perekonomian Indonesia juga terus membaik di mana saat ini menempati urutan ke 16 perekonomian terbesar di dunia. Dan diprediksi akan naik ke posisi 7 pada tahun 2030.
Namun demikian di sisi negatifnya, masih banyak perusahaan di Indonesia yang masih mengesampingkan pentingnya TI. Demikian juga di institusi pemerintahan yang kadangkala websitenya mudah dibobol atau tidak informatif karena kurang diurus.
"Tandanya perusahaan sudah maju di bidang TI yaitu adanya direktur TI. Kalau tidak, tentu susah jika dirangkap oleh bagian lain. Misalnya untuk pengajuan budget dan sebagainya bisa kesulitan dan tidak disetujui," kata Aswil.
Di bidang sumber daya manusia juga menunjukkan masih banyak kelemahan. Penyebabnya menurut Aswil karena orang Indonesia banyak yang tidak suka membaca dan mengikuti perkembangan ilmu terbaru.
Menurut Nazil, pelaku bisnis di Indonesia mayoritas masih berada di tingkat pertama pemanfaatan TI, yaitu sebagai alat otomisasi proses. Tingkat yang lebih maju adalah TI Sebagai alat tranformasi bisnis untuk menghasilkan inovasi baru untuk pengembangan bisnis.
CA Technologies sendiri adalah perusahaan software komputer untuk enterprise yang ingin mengepakkan sayapnya di Indonesia. Solusi dari perusahaan asal Amerika Serikat ini digunakan oleh banyak perusahaan besar dalam daftar bergengsi Fortune 100.
(fyk/ash)