BlackBerry 'Made in Indonesia', di Mana Pabriknya?

Jakarta - Sejumlah komponen utama yang cukup penting untuk setiap perangkat BlackBerry ternyata diam-diam diproduksi di Indonesia. Kemudian yang menjadi pertanyaan, di manakah pabriknya selama ini?

"Untuk headset pabriknya di Cileungsi, sementara yang lainnya di Batam," kata Yolanda Nainggolan, PR Manager BlackBerry Indonesia kepada detikINET di Jakarta, Jumat (12/7/2013).


Seperti diberitakan sebelumnya, BlackBerry akhirnya mengungkapkan bahwa ada sejumlah komponen material untuk perangkatnya yang pengadaannya diproduksi di Indonesia.


Komponen tersebut antara lain baterai, motor untuk notifikasi getaran (vibrate), pengubah zona waktu (time zone change), serta headset untuk headphone.


"Untuk headset yang di Cileungsi, pabriknya arah ke Bogor sana. Tapi yang di Batam saya belum pernah ke sana, mungkin nanti kita bisa media visit untuk melihat produksinya," tutur Yolanda.


Komponen-komponen tersebut kemudian diimpor kembali ke sejumlah pabrik perakitan BlackBerry di mancanegara, mayoritas ke Hungaria dan Meksiko.


Setelah dikemas menjadi satu unit perangkat, dan lolos quality control dan quality assurance, baru kemudian perangkat itu didistribusikan kembali ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam tiga bulan terakhir, BlackBerry telah mendistribusikan 6,8 juta unit smartphone secara global.


Yolanda menjelaskan, pasokan unit BlackBerry tidak sama untuk semua negara. Karena spesifikasinya mengikuti kebutuhan tiap negara tersebut. Untuk BlackBerry Z10 misalnya, antara perangkat yang dikirimkan ke Eropa dan Indonesia berbeda.


"Di Indonesia Z10 belum support untuk LTE karena jaringannya belum ada. Sementara untuk pasar Eropa sudah include LTE karena mereka memang sudah roll out jaringannya," jelasnya.


Namun untuk BlackBerry Q10, handset yang diproduksi mayoritas memang sudah LTE ready karena jaringannya saat ini sudah mulai banyak tersedia di banyak negara. Indonesia sendiri tengah bersiap menuju LTE, paling cepat awal 2014 nanti.


Ilegal


"Itu sebabnya, kami tidak merekomendasikan BlackBerry dari paralel impor yang didatangkan tidak melalui channel resmi kami lewat mitra distributor lokal. Karena spesifikasi perangkat tiap negara berbeda. Dan jika handset black market itu bermasalah, tidak ada yang menjamin garansinya," terang Yolanda.


BlackBerry sendiri menyadari di Indonesia cukup banyak produknya yang masuk tidak melalui jalur resmi. Oleh Kementerian Perdagangan, ini dianggap ilegal, dan dalam waktu satu-dua tahun ke depan, rencananya akan diblokir melalui nomor yang tertera di IMEI ponsel.


"Kami dan pemerintah Indonesia selalu mendorong pelanggan kami untuk membeli smartphone BlackBerry dari authorized partner kami, seperti TAM, Comtech, dan SCM. Kami cuma punya tiga mitra distributor resmi yang juga bekerjasama dengan mitra carrier (operator).


"Pengguna yang membeli produk kami dari mereka akan mendapat banyak keuntungan termasuk garansi dua tahun untuk layanan purna jual jika perangkatnya mengalami kendala. Mulai dari kerusakan kecil hingga penggantian unit," paparnya.


BlackBerry sendiri bekerjasama dengan para mitranya telah membangun 56 lokasi BlackBerry Expert Center di beberapa kota besar di Indonesia.


"Selain itu, semua program marketing yang kami buat ditujukan hanya untuk pengguna BlackBerry yang membeli produk kami dari authorized partner yang ada di Indonesia," pungkas Yolanda.


(rou/ash)