Ponsel Diserbu, Ponsel Diburu

Jakarta - Popularitas perangkat mobile untuk dijadikan sebagai alat berinternet sudah tak terbantahkan lagi. Lantaran efisiensinya, ponsel dan tablet PC sukses melibas komputer desktop untuk menarik minat pengguna. Ironisnya, ini berbanding lurus dengan ancaman cyber yang memburunya.

Menurut Rita Nurtika, Country Sales Manager Norton Indonesia, pertumbuhan penjualan perangkat mobile melonjak 44% pada tahun lalu secara global. Ini membuktikan gadget dengan mobilitas tinggi ini ramai diserbu konsumen.


"Ada survei juga yang menyebutkan, dua pertiga orang yang memakai internet itu sudah secara mobile. Mereka sudah tidak internetan di komputer desktop lagi, tapi di Android, iOS, dan perangkat mobile lainnya," kata Rita kepada detikINET.


Hanya saja, lanjut Rita, hal ini diiringi pula dengan ancaman yang menghantuinya. Mulai dari serbuan virus, phising alias pencurian informasi, dan berbagai aksi kejahatan cyber kian mengintai perangkat mobile. Menurut Norton, pada tahun 2012 saja ada kenaikan mobile malware sebesar 58% secara global.


Jadi dengan popularitas ponsel, tablet PC, dan berbagai perangkat mobile lainnya yang semakin 'merakyat', tentu turut pula mengatrol serbuan cybercrime ke gadget tersebut. Termasuk kebiasaan buruk yang bisa dilakukan pengguna.


"Karena saking mudahnya, semua perangkat mobile itu sering dibawa ke manapun. Berbeda dengan PC yang cuma ditaruh di rumah, jadi ancaman hilangnya itu lebih tinggi. Kalau sudah hilang, pihak ketiga bisa membuka data sensitif di perangkat tersebut, jadinya cybercrime," kata Rita.


Hal sepele lainnya tapi juga berisiko adalah kebiasaan membuka pesan broadcast yang tidak jelas. Biasanya pada pesan berantai tersebut terdapat link yang bikin penasaran. Padahal jika pengguna asal klik dan ternyata itu mengarah ke situs jahat akan mempengaruhi kinerja dari perangkat mobile itu sendiri.


Meski ancaman cyber di perangkat mobile kian nyata, ironisnya pengguna masih belum aware akan isu ini. Sehingga sikap untuk membentengi gadget kesayangannya kerap dilupakan. Padahal jika ada aplikasi mobile security di ponsel atau tablet PC-nya, ketika ada link ke situs jahat maka bisa langsung terdeteksi. Termasuk saat fitur 'anti maling' diperlukan untuk menemukan perangkat yang hilang.


Norton sendiri tengah menggalakkan sosialisasi soal online mobile security. Salah satunya adalah lewat acara Ngabubur-IT hasil kolaborasi dengan ICT Watch, XL Axiata, serta turut didukung detikINET. Acara ini digelar di 5 kota dengan 5 topik berbeda.


Yakni Internet untuk Perubahan Sosial di Batam (22 Juli 2013), Internet untuk Edukasi Publik di Bandung (25 Juli 2013), Internet untuk Pengembangan UKM di Yogyakarta (28 Juli 2013), Internet untuk Gerakan Informasi Warga di Makassar (30 Juli 2013), dan Internet untuk Pengembangan Komunitas di Surabaya (31 Juli 2013).


Di acara ini pula Norton coba memamerkan aplikasi mobile security andalannya. Salah satu kemampuannya adalah 'scream', yang dapat membuat perangkat Anda 'berteriak' ketika terselip di suatu tempat sehingga dapat ditemukan. Ada pula fitur 'location' untuk mengirimkan koordinat GPS di perangkat yang hilang, dan masih banyak lagi. Norton Mobile Security saat ini sudah ada di OS Android, iOS, dan Windows 8.


Berikut tips dan trik bagi pengguna agar dapat lebih memagari gadgetnya menurut Norton:


-. Memberi password di perangkatnya, supaya tidak digunakan oleh tangan jahil.

-. Hati-hati untuk koneksi WiFi di tempat asing.

-. Jangan menaruh password atau data sensitif di perangkat mobile.

-. Kalau ada link yg dari pesan broadcast, jangan langsung membukanya.

-. Pakai aplikasi resmi, jangan download dari sumber tidak resmi karena hanya gratis.

-. Gunakan aplikasi mobile security yang handal.


(ash/fyk)